Rabu, 18 November 2015

Setya Novanto & Dragon City

Bangun tidur membuka Facebook di laptop dan terlonjak, mendapati timeline isinya kartun Dragon City semua. Sejurus sempat mengira akun saya di-hack. Ternyata salah satu "perusuh" ini semalam log in dengan akunnya.

Menyimak

Menyimak ceramah "high quality jomblo", Rizal Ramli, tentang prospek ekonomi Indonesia 2016. Dia mengakui kalau kabinet Jokowi diisi oleh menteri-menteri "KW 2", terutama pada jilid pertama lalu. Mendengar pengakuan itu, saya jadi teringat Goethe. "Only a great person attracts great people and knows how to hold them together." (Tarli Nugroho)

Maraton

Mengunjungi 10 pulau di Sangihe dan Talaud; 15 kali menyelam; 35 tabung oksigen. Naik beragam sarana transpor: pesawat, kapal perintis, speed, pump-boat nelayan menembus hujan dan terik matahari laut. Kulit terbakar krn panas matahari dan gatal krn karang. Alhamdulillah selesai tepat waktu, 2 pekan.

Pengkhianat

Pengkhianat bangsa itu bukan yang pergi memberi kesaksian di pengadilan rakyat di Belanda.

Parlemen

Ada sudut pandang menarik yang disampaikan Margarito Kamis dalam diskusi ILC semalam, yaitu bahwa Freeport pertama kali masuk ke Indonesia melalui pintu kekuasaan eksekutif yang tidak dikontrol oleh parlemen, karena ketika itu lembaga tersebut dibuat tidak berfungsi.

Tetangga

Bertetangga berarti meniti hubungan yang tegang. Di satu sisi menjadi tiang penyelamat, di sisi yang lain bisa jadi sumber khianat. Tetangga beli mobil bisa bikin jantungan, tapi begitu kena serangan jantung beneran, tetanggalah yang menolong membawa ke rumah sakit. Pakai mobilnya lagi...

Payudara

“Tanyalah pada lelaki, apa yang mereka inginkan? Jawabannya satu: sepasang payudara yang montok. Maka aku pun berkali-kali melukisnya dengan penuh gairah.” Begitulah konon jawaban Pablo Picaso ketika ditanya alasannya banyak melukis payudara perempuan.

Gunung Api Laut

Salah satu mimpi tertunaikan: menyelam di perairan Pulau Mahengetang (dekat Sangihe). Melihat dari dekat underwater volcano. Panas magma gunung api bawah laut memunculkan gelembung dan belerang dari sela2 batuan.

Pelaut

Pak Albert bersama Hafri, asisten, dan Fredy, putranya, mengantar kami dr Kakarotan ke Karakelang, Talaud. Perjalanan tiga jam di laut lepas dg kapal kecil ini. Tak ada pelampung (saya mengincar jerigen minyak tanah jika terjadi apa2). Tanpa kompas. "Langit dan bintang pemandu kami," kata Pak Albert.

Selasa, 17 November 2015

Enam

Untuk sementara, ada enam film dan enam video perjalanan. Waktu tinggal sekitar 40 hari lagi.