Beberapa menteri kabinet saat ini tampaknya mulai rajin 'blusukan'. Ya, macam sidak (inspeksi mendadak) gitulah. Caranya, mereka tiba di suatu lokasi, diserbu warga setempat, minta foto bersama, trus ngobrol ala kadarnya. Tak perlu ngobrol yang 'berat-berat', itu kata mereka yang 'blusukan'. Cukup ngobrol yang 'ringan'ringan' saja, sekadar 'say hello', 'apa kabar', lalu 'goodbye'. Jangan harap bisa ngobrol apalagi titip aspirasi ke sang menteri di lokasi 'blusukan', soalnya pak menteri sudah terjadwal musti 'blusukan' ke lokasi berbeda. Walhasil, semua keluh-kesah plus aspirasi cuma ditampung saja.
Apakah ruang sosial/publik berarti ruang yang digunakan untuk tujuan-tujuan sosial/publik, atau sekadar ruang yang diisi oleh anggota masyarakat yang disebut khalayak?
Rabu, 05 November 2014
Salah Ukuran
Lama-lama kita ini semakin aneh. Kita mengukur kinerja seorang pejabat eksekutif dari pernyataan-pernyataannya. Semakin garang pernyataannya, semakin ia dianggap hebat. Meski tak jelas benar apa hal-hal mendasar yang sudah dieksekusi di belakang pernyataan-pernyataan garangnya. Sebaliknya, kita semakin apriori kepada anggota-anggota legislatif, yang dianggap sekadar pintar omong, dan tidak bekerja konkret. Padahal, mereka memang digaji untuk "ngoceh".
Langganan:
Postingan (Atom)