Eka Kurniawan "is the next Pramoedya"? Buat saya, belum. Untuk menjadi penulis yang roman-romannya seperti kita kenal, Pram terlibat dalam polemik dan kritik, buku-bukunya dirampas dan dilenyapkan, menggali arsip tanpa lelah, turba ke situs-situs bersejarah. Pram "ist ein Begriff", ujar seorang kritikus. Pram adalah "sebuah konsepsi". Dan untuk itu, ia meramu keterampilan menulis, kecakapan berkata-kata, dan keliaran berimajinasi---hal-hal yang juga dimiliki oleh Eka---dengan jatuh-bangun hidupnya sendiri, yang tragis dan politis.