Awal Februari lalu anggota DPRD DKI mengeluarkan pernyataan di media ihwal anggaran tidak jelas sebesar Rp12 triliun dalam APBD yang mereka anggap sebagai upaya suap Pemda DKI kepada DPRD. Akhir Februari ini kita disuguhi berita ihwal tuduhan Gubernur DKI kepada DPRD bahwa DPRD telah menyelipkan anggaran Rp12,1 triliun yang tidak jelas dalam APBD.
Mana yang bohong, salah satu dari mereka, atau kedua-duanya?!
Saya heran, kenapa kita gampang sekali jatuh pada gelombang dukung-mendukung atau tolak-menolak, dimana diasumsikan seolah kebenaran seratus persen hanya ada di salah satu pihak dan pihak lainnya seratus persen pasti bajingan.
Jadi ingat model kebulatan tekad di masa lalu yang hanya berpijak di atas satu nalar: "pokoknya"! Apakah kecerdasan politik kita memang tak pernah jauh beranjak?
Apa kabar isu-isu besar lainnya di Jakarta?!
(Tarli Nugroho)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar