Tantangan umat beragama ke depan sepertinya bukan saja membangun dialog antar- dan intra-agama, tapi juga membangun dialog dengan berbagai bentuk ketidakberagamaan ("irreligiousities") dan ketidakberimanan ("unbeliefs") kontemporer. Seperti dengan ateis fundamentalis yang membunuh tiga mahasiswa Muslim Amerika itu.
Kepada para ateis itu ingin kubilang: "bolehlah kalian ateis, tapi janganlah sampai membunuh; jadilah ateis yang 'moderat'. Kami, orang-orang beragama, butuh kritikmu, bukan pelurumu. Kritik yang menguji apakah keberagamaan kami telah mampu membuat keadilan tegak di muka bumi atau membuat jiwa kami terkorupsi dan melanggengkan penindasan. Kritikmu akan membuat iman kami 'sehat', bukan kebencianmu".
(Muhammad Al-Fayyadl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar