Di pucuk malam, sesudah urusan keduniaan usai dibicarakan, obrolan akan kembali pada cinta terdalam kami: buku. Dia menata dan mengatur sendiri buku-buku barunya, dan akan mengejar jika buku-buku itu tak ada di tempatnya.
Dari caranya membicarakan, menyentuh dan menempatkan buku, saya tahu ia belum terjebak pada hubungan mekanis dengan buku-bukunya yang puluhan ribu itu.
Ya, setiap buku memiliki hubungan personal dan biografis yang berbeda-beda dengan pemiliknya, dan akan diperlakukan berbeda-beda pula seturut hubungan itu.
Di pucuk malam, ketika tiap orang kembali pada kedirian dan cintanya, ada orang-orang yang menutup harinya dengan mencumbui buku.
(Tarli Nugroho)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar