Terus terang saya tidak terkejut membaca berita di Koran Tempo hari ini dan sejumlah situs berita sejak kemarin, yang menyebutkan Kementerian ESDM sedang merencanakan kenaikan harga Premium. Itu sebabnya, menyimak latar belakangnya, pada tahun lalu saya tidak antusias menghadapi pembentukan Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Anda kini bisa menilai sendiri.
Petral, yang katanya (satu-satunya) sarang mafia migas, kini sudah dibekukan dan diaudit investigasi, meskipun periode auditnya menimbulkan tanda tanya, karena tak menjangkau periodenya Ari Soemarmo, bekas bos Menteri Sudirman. Bisnis rente migas Riza Chalid juga jelas tak lagi moncer seperti dulu, makanya dia ikut-ikut papa minta saham. Dan, sementara ini, Pertamina juga tidak sedang menghadapi persoalan keuangan.
Pertanyaannya adalah, dengan background tadi, dan di tengah anjloknya harga minyak dunia, kenapa Menteri Sudirman malah merencanakan akan kembali menaikan harga Premium?! Jadi, apa sebenarnya efek pemberantasan mafia migas tempo hari?! Lebih jauh, untuk apa dan siapakah sebenarnya Menteri Sudirman bekerja?!
(Tarli Nugroho)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar