Ketika terjadi booming harga komoditas pada awal 1970-an hingga awal 1980-an, rejeki nomplok (windfall profits) yang diperoleh pemerintah lebih banyak digunakan untuk membangun infrastruktur fisik daripada membangun struktur perekonomian. Ketika akhirnya periode durian runtuh itu berakhir, yang menyudahi berbagai pembangunan infrastruktur skala besar, serta memaksa pemerintah beralih dari model kebijakan etatistik ke deregulasi besar-besaran, soal struktur perekonomian itu lebih tidak diperhatikan lagi.
Kini kita mengulangi periode itu dengan cara lebih mengkhawatirkan. Pembangunan infrastruktur dilakukan saat pemerintah tidak punya duit, dan pada saat bersamaan mereka melakukan proyek deregulasi.
Ketika para pemodal besar difasilitasi oleh berbagai paket kebijakan, termasuk rancangan tax amnesty, para pelaku ekonomi rakyat mengeluhkan harga listrik yang terus mencekik dan harga BBM yang tak kunjung turun.
Sekali lagi, kita hanya membangun infrastruktur fisik, dan bukan struktur perekonomian.
(Tarli Nugroho)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar