Eka Kurniawan "is the next Pramoedya"? Buat saya, belum. Untuk menjadi penulis yang roman-romannya seperti kita kenal, Pram terlibat dalam polemik dan kritik, buku-bukunya dirampas dan dilenyapkan, menggali arsip tanpa lelah, turba ke situs-situs bersejarah. Pram "ist ein Begriff", ujar seorang kritikus. Pram adalah "sebuah konsepsi". Dan untuk itu, ia meramu keterampilan menulis, kecakapan berkata-kata, dan keliaran berimajinasi---hal-hal yang juga dimiliki oleh Eka---dengan jatuh-bangun hidupnya sendiri, yang tragis dan politis.
Yang akan menyamakan Eka dengan Pram, mungkin, kuantitas terjemahan asing dari karyanya. Itu suatu hal yang membanggakan. Namun, kesunyian Pram tak akan tergantikan oleh wajah lembut dan senyum gaul Eka. Pram adalah Pram. Eka Kurniawan adalah Eka Kurniawan.
(Muhammad Al-Fayyadl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar