Masa depan jaringan bisnis Cina di Afrika tampaknya akan sedikit terganggu setelah seorang taipan yang memiliki tujuh nama dan memiliki hubungan dengan badan intelijen Cina, dilaporkan ditangkap Penyelidik Partai Komunis Cina. “Financial Times” edisi 14 Oktober silam menulis, Sam Pa, cukong ternama itu telah ditahan di sebuah hotel sejak pekan lalu menyusul penyelidikan atas Su Shulin, Gubernur Fujian, yang dikenal sebagai petinggi di China Petroleum & Chemical Corp atau Sinopec. Keduanya ditahan untuk alasan “pelanggaran disiplin serius” oleh partai karena beberapa kasus penggelapan dan usaha penyogokan, dan telah menjadi korban baru kampanye anti-korupsi Presiden Xi Jinping.
Apakah ruang sosial/publik berarti ruang yang digunakan untuk tujuan-tujuan sosial/publik, atau sekadar ruang yang diisi oleh anggota masyarakat yang disebut khalayak?
Jumat, 16 Oktober 2015
Indonesia One
Sam Pa, taipan Tiongkok, ditahan pemerintahnya pekan ini. Bersama Surya Paloh, Sam Pa berkongsi menjual minyak ke Indonesia dan berkongsi dlm proyek real-estate membangun Indonesia One, gedung tertinggi di Indonesia, di kawasan Thamrin, Jakarta. Pada upacara peletakan batu pertama gedung itu Mei lalu, Presiden Jokowi memujinya sebagai simbol tonggak investasi besar-besaran Tiongkok di Indonesia. Kini, penahanan Sam Pa bisa menjadi pengingat bagi Pak Jokowi untuk lebih berhati-hati. Silau pada penampilan fisik (gedung tertinggi, kereta tercepat) bisa menghalangi kita melihat dampak buruk serbuan modal asing di Indonesia. (Farid Gaban)
Kamis, 15 Oktober 2015
Pulau Kecil
Indonesia punya 6.000-an pulau yg berpenghuni. Sebagian besar adalah pulau kecil seperti ini, yang paling rentan terhadap naiknya muka air laut dan anomali iklim akibat pemanasan global. Adakah yg tahu, mengapa Indonesia tidak menjadi anggota forum kerjasama internasional spt Small Islands Developing States (SIDS) atau Aliansi Negara Berpulau Kecil (AOSIS)? (Farid Gaban)
Pertemuan
Siang tadi, kembali Facebook telah mempertemukan saya dengan teman-teman baru yang unik dan luar biasa. Kali ini adalah dengan tiga orang ini. Pertama, paling kiri, adalah seorang insinyur elektro yang kemudian murtad belajar ekonomi di TU Delft dan lalu menjadi dosen ekonomi di Universitas Telkom, Bandung. Fotonya pernah saya unggah beberapa waktu lalu. Ia adalah Mas Rihan Handaulah.
Pecinta Buku
Di pucuk malam, sesudah urusan keduniaan usai dibicarakan, obrolan akan kembali pada cinta terdalam kami: buku. Dia menata dan mengatur sendiri buku-buku barunya, dan akan mengejar jika buku-buku itu tak ada di tempatnya.
Ruang Arsip Fadli Zon
Disaksikan oleh tatap lindap Tan Malaka, Raden Saleh dan Gandhi, novel "Kambing dan Hujan" karangan Mahfud Ikhwan akhirnya sampai juga ke ruangan ini, tempat arsip-arsip sejarah terpilih berjejalan di sejumlah lemari.
Tegang
Rasanya, aku baru saja menambal seperempat letih, hingga kemudian sebuah pesan dari sahabatku kembali mengganggu: "Kembali lagi kamu ke Timur..."
Bunuh Diri Kelas (2)
Setelah para bekas eksekutif yang mengembangkan benih jagung lokal di Gorontalo, kami menemukan lagi satu kasus "bunuh diri kelas" di Balikpapan.
Fatsoen
Kehormatanmu tak dibangun oleh orang-orang yang menyanjungmu. Dan kehinaanmu tak pernah berasal dari orang-orang yang melecehkanmu.
Langganan:
Postingan (Atom)