Jumat, 06 November 2015

Cak

Suatu malam sekitar 11 tahun yang lewat, Ketut Rina dan rombongan tampil memukau di halaman Bentara Budaya, Kompas. Kelapa-kelapa dibakar dan ditendang-tendang. Suasana menjadi agak magis. Lalu, “cak...cak...cak...”

Kamis, 05 November 2015

Rangking

Kelingan jaman SMA. Mbiyen nalika aku SMA, rangkingku nomer 28 seka murid kang cacahe 32. Pendhak ulangan mesthi mung kaya kethek ditulup. Plonga-plongo. Ning nek saben ulangan, atiku tentrem, amarga nyawang kancaku sing rangking 31 lan 32. Sing rangking 31 wonge nyantai pol. Jarene: isih ana sing rangking 32.

Pamit pada Borneo

Berkemas meninggalkan Kalimantan menuju selat Malaka dan pulau terakhir dalam rangkaian Ekspedisi Indonesia Biru: Sumatra. Perjalanan tinggal dua purnama lagi.

Margie

Margareth jatuh cinta pada Alexander, pria yang dikenalnya lewat media sosial. Awalnya platonis. Dari saling sapa di Facebook dan Twitter, berkembang dengan saling memberi nomor ponsel. Dia dan Alex lalu sering menyapa.

Membesarkan Macan

Berkat restu dan konsesi pemerintah, segelinrir perusahaan sawit membesar. Makin besar. Akhirnya terlalu besar utk ditutup atau dikendalikan, bahkan jika merugikan publik. (Farid Gaban)

Teknologi Digital dan Kebudayaan

"Dalam buku ini, terdapat pula penelitian yang lokusnya adalah Indonesia. Bart Barendregt dengan esai 'Diverse Digital Worlds' mengurai penggunaan media sosial di Indonesia. Ia menemukan bahwa aktivitas 'menggoda' (flirting), bercakap-cakap, dan mengeluh (complaining) tentang pemerintah di media sosial, jauh lebih tinggi di Indonesia dibandingkan dengan banyak negara lain."

Membaca

"Yah, koran ayah mana?" tanya Aksara, pekan lalu, ketika saya ajak ke Jakarta.

Kritik = Haters

"Jangan bisanya hanya mengkritik pemerintah. Kalau mau mengkritik, lakukan dengan bijak. Berikan tawaran solusi."

Pemimpin yang Lemah

Sulit memang mengkritik pemimpin yang lemah. Kelemahannya sudah cukup membuat banyak kritik jadi terasa menghinakan. (Tarli Nugroho)

Hobi

Bahkan ketika Subuh jatuh di pelataran hotel ini, ketika embun mulai rontok, tak ada sedikit pun rasa dingin sanggup menempel di kulit.