Paris? Trus kalo Papua gimana?
Apakah ruang sosial/publik berarti ruang yang digunakan untuk tujuan-tujuan sosial/publik, atau sekadar ruang yang diisi oleh anggota masyarakat yang disebut khalayak?
Minggu, 15 November 2015
Candi
"Di sebuah candi yang berada di pinggang gunung Arjuna, akan kuberikan kepadamu sebuah mantra." ujar seorang mahaguru kepada muridnya, seminggu lalu.
Standar Moral
Alhamdulillah. Puji Tuhan. Afganistan, Irak, New York, Poso, Gaza, London, Suriah, Paris atau di bulan sekali pun, mestinya standar moral kita sama: kemanusiaan. (Dandhy Dwi Laksono)
Media Sosial
Media sosial memang menyediakan fasilitas yang cepat dan efektif untuk berkomentar dan mendistribusikan gagasan. Karena itu ia kerap menggoda kita untuk rutin bereaksi terhadap apapun, seolah--meminjam istilah Budi Warsito--kita butuh untuk selalu mengaudit isi kepala kita secara publik.
Pohon Natal
Sejenis hewan laut yg hidup di terumbu karang: Christmas tree worm. Koloni polyp yg menyerupai pohon cemara. Hidup dan berlndung pd karang keras. Ukurannya kecil, perlu lensa makro utk memotretnya. Salah satu khasanah bawah laut Pulau Marampit, Talaud. (Foto-Foto oleh Farid Gaban)
Teman 2
Pemandu selam yg berpengalaman, Godlifes namanya. Asal Desa Beo, Pulau Karakelang, Talaud, kini mukim di Bitung. Instruktur selam yg hangat dlm pergaulan. Menguasai pengetahuan mendalam ttg wilayah Kepulauan Talaud dan Sangihe.
Teman 1
Teman seperjalanan di Kepulauan Talaud: Suparta Arz yg di-bond sementara dari Ekspedisi Indonesia Biru. Dia "sopir" drone yg handal, juga penyelam. Tanpa dia foto2 di Talaud terasa hambar. Salah satu ambisinya: bikin iri Dandhy Dwi Laksono...
Sabtu, 14 November 2015
Intata
Pulau kecil di seberang Kakorotan, pusat acara Mane'e, upacara tradisional tahunan di Talaud. Tsunami besar pd 1920-an memisahkannya dr Pulau Kakorotan, mengubur kerajaan kuno di situ. Intata kini dikepung karang dangkal dan padang lamun tempat ikan putri duyung (dugong) menari-mari.
Adat
Ratu Manua, pemimpin adat Talaud di Kakorotan, yg berdoa dan memberkati kami sebelum menyelam. Wisata bahari yg berbasis masyarakat tidak semata komersial; tapi juga menghormati budaya dan dimensi spiritual lokal. Tak semua bisa dilakukan. Model ecotourism spt ini mungkin tidak efisien; tapi itu yg menjamin bisa lestari.
Langganan:
Postingan (Atom)