Media sosial memang menyediakan fasilitas yang cepat dan efektif untuk berkomentar dan mendistribusikan gagasan. Karena itu ia kerap menggoda kita untuk rutin bereaksi terhadap apapun, seolah--meminjam istilah Budi Warsito--kita butuh untuk selalu mengaudit isi kepala kita secara publik.
Maka, menunda mengambil sikap dan berkomentar di tengah informasi yang sepotong-potong adalah sebuah kemewahan tersendiri. Sialnya, penundaan adalah kegelisahan bagi mereka yang tak sabar menanti keprok-keprok dalam panggung media sosial yang penuh lampu kilat.
(Roy Thaniago)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar