Kamis, 03 Desember 2015

Amerika Serikat

Gak paham, kog banyak orang mau hidup di negeri seperti itu, dan masih banyak dari negara yang lain pengen berpindah kesana. (Ariel Heryanto)

Media Berganti, Diskriminasi Berlanjut

Film dan sastra hanyalah dua dari banyak media untuk menyalurkan gairah orang berkisah dan menikmati kisah. Keduanya tak bebas dari kepentingan, persaingan, dan diskriminasi.

Logika

Inilah logika yang dominan dalam banyak masyarakat, termasuk Indonesia: seorang bajingan tidak bisa disalahkan, bila ia termasuk kelompok yang berkuasa dalam masyarakat (dalam contoh ini pria heteroseksual dan menikah). Pihak korbannya selalu yang disalahkan dan dianggap harus bertanggung-jawab memperbaiki keadaan.

(S)uck-erberg

Kemarin banyak posting kalau pendiri Facebook akan memberikan 99% sahamnya untuk 'charity'. Pernyataan Mark Zuckerberg itu langsung disambut dengan haru biru. Banyak yang ternganga. Bayangkan $45 milyar akan diberikan ke lembaga sosial! Ini kurang sedikit dari setengah penerimaan pajak Indonesia! Bayangkan duit sebanyak itu.

Demokrasi

Penembakan massal terjadi lagi di Amerika Serikat kemarin. Kali ini di San Bernardino, California, menewaskan 14 orang. Menurut statistik di bawah ini: ada 355 penembakan massal dalam 336 hari terakhir 2015 ini.(Penembakan massal = menewaskan lebih dr 4 orang). Tahun lalu ada 336 peristiwa serupa; dan ada 365 penembakan massal pada 2013. Pertanyaan penting: jika Amerika benar2 demokratis dan rakyatnya benar2 berdaulat, kenapa pasal pengendalian senjata tak bisa didorong menjadi undang-undang? Atau apakah sama saja spt di sini, Amerika sebenarnya dikuasai kaum oligarki yg senang melihat rakyatnya dibantai? (Farid Gaban)

Jijik

Mendengar rekaman soal freeport dan melihat siaran ulang MKD, lalu pada saat yang sama membaca berita penembakan dan penangkapan terhadap orang Papua. Ini yang namanya jijik sepenuhnya terhadap penghinaan yang ditunjukkan Jakarta terhadap Papua. NKRI? Taik kucing! (Sri Lestari Wahyuningroem)

Berbagi

Nama buku digital ini ringkas saja: Berbagi. Tapi diimbuhi dengan titimangsa: 2015.

Senyum Ali Munir

Seharusnya sore itu ia bersantai setelah seharian lelah bekerja di kebun kelapa miliknya. Tapi tak berapa lama ia rehat, lantai yang dipijaknya bergoyang hebat. Atap runtuh menimpa seluruh anggota keluarga yang ada di rumahnya.

Rabu, 02 Desember 2015

Saham 10 Persen, Dibayar Pakai Deviden

Terjemahan: Beli mobil bekas taksi tak pakai uang. Perusahaan taksinya disuruh mengoperasikan. Hasilnya untuk nyicil pembelian. Tapi di rapat perusahaan, ia sudah duduk dan punya suara sebagai pemegang saham. Bahkan BPKB bisa dijaminkan untuk pinjam uang.

Orang Papua

Di telinga saya, rekaman kasus Freeport itu terdengar seperti ini: