Tidak banyak penulis yang “tajam” di dalam memerikan sesuatu hal. Belum saya temukan jawaban apa kiranya penyebab lebih mudah kita temukan kata-kata yang bersifat umum daripada khusus, spesifik.
Kata “memotong”, misalnya. Saya pernah coba mendaftarkan kerabatnya seperti ini:
1 a melatas (Mk), memagas (ark), memapras, memaras, memunggal, mencukur, mengabung (Mk), menggunting, mengguntung, menutuh, merantas; b (bagian pucuk atau ujung:) memangkas, mencampung, mengudung; c (tt kuku:) memepat, menobak (ark); d mendabung (gigi); e (tt padi:) mengetam, menuai; f memakuk (Mk), mematahkan, membabat, menggergaji, menyempal, meranting; g memandakkan, memendekkan, menyentengkan;
2 memaruh, membagi, membelah, memecah;
3 a membantai, mendabih (Mk), mendebah (ark), menebak, menetak, menggolok, menggorok, menjagal, menyembelih, merebahkan (ki); b (leher/kepala:) memancung, memenggal, memutus, menendas (kl), mengayau; c mengamputasi;
4 a mendidis, mengerat, menggodot, mengiris, menopek (ark), menyayat, menyebit, menyiat, menyuntih (Mk); b merincis;
5 a mencatut (ki), mencengkelong, mengurangi, menyunat (ki), menyurutkan, menyusutkan; b mengambil (sebagian);
6 (tt pembicaraan orang lain:) memenggal lidah, memintas, memutus, menceletuk (Jk), menengahi, mengaru (Mk), mengerat lidah, menginterupsi, meningkah, menjampuk (ark), menukas, menyampuk, menyarung, menyela, menyelang, menyerobot
Sangat kaya, bukan?
Catatan Facebook Eko Endarmoko, 28 Maret 2014 pukul 10:47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar