Lama-lama kita ini semakin aneh. Kita mengukur kinerja seorang pejabat eksekutif dari pernyataan-pernyataannya. Semakin garang pernyataannya, semakin ia dianggap hebat. Meski tak jelas benar apa hal-hal mendasar yang sudah dieksekusi di belakang pernyataan-pernyataan garangnya. Sebaliknya, kita semakin apriori kepada anggota-anggota legislatif, yang dianggap sekadar pintar omong, dan tidak bekerja konkret. Padahal, mereka memang digaji untuk "ngoceh".
Dengan penilaian yang kebolak-balik itu, kita telah menyumbang sebuah keruwetan akut untuk Indonesia. Masih mau diteruskan?!
(Tarli Nugroho)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar