Hal yang menuntut refleksi warga Nahdliyyin di milad NU ke-89 ini adalah mengenai posisi NU terhadap borjuasi nasional. Kader-kader NU menjadi penyangga bagi rezim yang berkuasa saat ini, dan ditempatkan di pos-pos yang berhubungan langsung dengan eksekusi kebijakan-kebijakan rezim. Sementara sumber dan perputaran modal di antara pos-pos ekonomi yang penting, tetap dipegang oleh oligarkh dan luput dari jangkauan kader-kader NU.
Kebanggaan bahwa NU, dalam hal tertentu, telah mampu masuk menjadi elemen pemerintahan sepertinya perlu diimbangi dengan refleksi atas kepentingan siapa yang dibawa. Kepentingan borjuasi nasional-kah (yang membutuhkan NU semata-mata sebagai eksekutor yang bersusah-payah di lapangan, atau mesin legitimasi bagi kepentingannya)? Kepentingan pribadi kader NU? Atau kepentingan rakyat (yang memanfaatkan NU dan kapasitas politis kader-kadernya untuk menjadi sarana mengintervensi dan "mentransformasikan" negara)?
(Muhammad Al-Fayyadl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar