Semingguan bepergian, nggak ada internet setiap harinya, dapat wifi cuma pas malam (itu pun selalu sudah sangat kecapekan), bikin saya nggak banyak membaca postingan kawan-kawan selama sepekan terakhir. Sore ini pulang dan baru ngeh beneran dengan peristiwa penjemputan paksa atas Bang Saut Situmorang.
Sebagai jokower, tentu saya jadi salah satu orang yang sering disengaki dan dipisuhi Bang Saut. Sebagai pendiri Laskar Fesbuk untuk Perdamaian, tentu saya harus berhadapan dengan Bang Saut yang Imam Partai Twitter Konservatif itu. Sementara, di sisa-sisa waktu yang lain, kami berdua berada dalam satu arus yang sama: orang-orang yang resah dan menggugat timbunan teori standar dari Rezim Kebenaran Anti-Rokok.
Saya memang nggak paham sastra. Tapi saya tahu, ada rezim kebenaran dalam sastra. Bang Saut selalu melawannya, dan kali ini dia sedang berjuang menghajar orang baru yang dengan uangnya ingin menjadi bagian dari Rezim Kebenaran Sastra Indonesia.
Maka, meski saya tahu Bang Saut nggak percaya doa, malam ini saya ingin berkirim Alfatihah untuk mendukungnya. Untuk Saut Situmorang, alfaaaatihah!!
#SaveSaut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar