Sesudah kehujanan dan berbasah-basahan, akhirnya bisa menikmati kopi susu sembari membaca wawancara delapan halaman yang menarik di Majalah ME Asia terbaru ini.
"Ada tiga kelangkaan pokok dalam perekonomian, yaitu kelangkaan modal, kelangkaan teknologi dan kelangkaan pasar. Teknologi itu sebenarnya mudah ditiru, karena di mana-mana teknologi itu identik.
Di tengah keterbatasan, dulu kita bahkan bisa mengembangkan teknologi dan industri dirgantara. Artinya, dengan keberpihakan pemerintah, sumber daya manusia kita sebenarnya cukup mumpuni untuk bersaing di bidang teknologi.
Begitu juga halnya dengan pasar, penduduk kita yang jumlahnya 250 juta adalah pasar yang potensial, sehingga kita mestinya tidak tergantung pada pasar luar negeri untuk menggerakan perekonomian.
Nah, masalahnya pemerintah kita selama ini terlalu fokus pada kelangkaan modal, sehingga cara berpikirnya selalu 'investor minded'. Bahkan, 'foreign investor minded'. Buntutnya, apa yang sudah kita miliki sendiri, terutama soal pasar tadi, akhirnya kita jual juga untuk mendatangkan investor. Sehingga kita pada akhirnya terus-menerus mengalami tiga bentuk ketergantungan tadi. Sangat ironis.
....
Para pelaku ekonomi rakyat sebenarnya adalah investor juga, meskipun investor gurem yang modalnya kecil. Tapi investor gurem ini kalau diakumulasikan kan besar sekali pengaruhnya. Itu yang tidak dilihat oleh buku-buku teks ekonomi kita. Sehingga, kalau kita ngomong investasi ekonomi, dalam bayangan kita sudah terbingkai selalu hanya investor asing, atau modal-modal besar saja."
Wah, keren nih narasumbernya. #ehm
(Tarli Nugroho)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar