Lebih dari 1.300 penerbitan cetak di seluruh provinsi terpaksa gulung tikar selama 15 tahun terakhir. Mereka limbung digilas teknologi sekaligus ditinggalkan pembaca kelas menengah. Tapi benarkah kita sudah tiba pada era senjakala media cetak? Atau satu-satu runtuhnya suratkabar ini hanya karena perkara situasi ekonomi yang melemah?
Silakan baca reportase redaktur muda dan berbahaya Ardyan M. Erlangga di Pindai. Ia menelusuri berhenti terbitnya beberapa media cetak, termasuk menit-menit terakhir Sinar Harapan yang segera tutup.
(Wisnu Prasetya Utomo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar