Muhammad Al-Fayyadl
Dalam sebuah sarasehan Aswaja (Ahlussunnah wal jama’ah) yang diselenggarakan para pemuda dan pemudi Nahdlatul Ulama (IPNU dan IPPNU) di sebuah kota kecil di Jawa Timur, pertanyaan jenial itu muncul: bagaimana ber-Aswaja dengan cara berpikir global? Bukan semata-mata karena yang melontarkannya anak-anak muda yang datang dari desa dan latar belakang keluarga santri yang sederhana. Tetapi juga karena pertanyaan itu datang dari sebuah tempat di pelosok, yang cukup jauh dari hiruk-pikuk keriuhan “politik global” – berbeda bila datang dari kalangan mahasiswa atau warga NU yang berada di luar negeri.
Apakah ruang sosial/publik berarti ruang yang digunakan untuk tujuan-tujuan sosial/publik, atau sekadar ruang yang diisi oleh anggota masyarakat yang disebut khalayak?
Kamis, 15 Januari 2015
Move On
Meski tak memilih Pak Jokowi (golput), saya tak akan mengejek teman-teman yg selama ini mendukung beliau dg fanatik (bahkan ada yg taktiknya cenderung kasar) tapi lalu kecewa. Politik bukan cuma ttg pesona/kharisma individu. Tapi, tentang kebijakan publik bagi kemaslahatan seluruh warga negara. Presiden cuma satu faktor saja. Dan bukan segala-galanya. (Farid Gaban)
Privatisasi Kesehatan
Kepedulian negara thd kesehatan warga ditentukan oleh seberapa banyak anggaran yg dikeluarkan pemerintah. Menurut WHO, negara harus menyisihkan sedikitnya 5% dari GDP-nya utk kesehatan. Di Indonesia cuma 1,3% GDP; lebih rendah dr Kamboja (2,1%) dan Timor Leste (5,5%). Bahkan di "negeri kapitalis" spt Jepang, Prancis atau Australia, peran publik dlm bidang kesehatan sangat kuat: negara menanggung 75-80% biaya kesehatan warga. Di Indonesia cuma 60% pada 2012, itupun dg kualitas layanan yg rendah. BPJS tidak mengurangi kecenderungan privatisasi itu, malah mendorong privatisasi semakin jauh, mencerminkan kepedulian negara yg makin rendah. (Farid Gaban)
Rabu, 14 Januari 2015
Peribahasa
Nabok nyilih tangan [Jawa] = lempar batu sembunyi tangan [Indonesia] = not taking responsiblity for one's own deeds [English]. (Farid Gaban)
Demi Sensasi
kenapa sih susah sekali orang-orang yang berwenang untuk taat pada prosedur? mengapa para profesional ini tidak menahan diri untuk berbicara kepada pers, untuk sedikit berempati pada keluarga korban? juga insan persnya sendiri, kenapa sering abai atau enggan menguji kembali: apa manfaatnya liputan macam ini bagi kepentingan umum?... (Harry Wibowo)
Nampar atau Nabok
Jokowihaters: "KPK menampar Presiden Jokowi". Jokowilovers: "Presiden Jokowi cerdik memperalat KPK". Menurutku, manapun interpretasinya, buruk bagi KPK ketika sebuah lembaga hukum terlibat, melibatkan diri atau dilibatkan, dalam urusan politik. Cepat atau lambat akan merusak kredibilitas lembaga itu sendiri. Dan menghancurkan satu-satunya harapan negeri ini. #IMO (Farid Gaban)
Selasa, 13 Januari 2015
Pemiskinan
Ketika harga BBM dilepas sesuai harga pasar, yang bisa naik maupun turun setiap waktu, demikian pula semestinya tarif angkutan umum dan harga harga2 kebutuhan pokok yg dipengaruhinya. Pemerintah kini tega memaksa rakyat miskin dan rentan-miskin naik roller-coaster kehidupan. Tapi, bahkan roller-coaster mungkin bukan analogi yg tepat. Tarif angkutan dan harga kebutuhan pokok yg sudah terlanjur naik, sulit turun meski harga BBM turun. Fenomena apa yg bisa diprediksi selain proses pemiskinan? (Farid Gaban)
Ouch
Kebodohan itu bisa lintas bangsa dan agama. Steve Emerson, "pakar terorisme" Amerika, mengatakan dlm wawancara dg Fox News bahwa Brimingham (Inggris) adalah kota yg sepenuhnya Muslim, lengkap dg polisi syariah. Tidak terlalu heran mengapa begitu rendah standar Fox utk memilih seorang "pakar". TV ini milik Rupert Murdoch. (Farid Gaban)
Senin, 12 Januari 2015
Rujuk
Budi Gunawan didukung Koalisi Merah Putih yg menguasai DPR. Setelah bail-out Lapindo, penunjukan Kapolri adalah simbol rujuk Kubu Jokowi dan Kubu Prabowo. #eh (Farid Gaban)
Rupert Murdoch
Kalau kita mau memakai logika Rupert Murdoch, konglomerat media, maka setiap orang Kristen bertanggungjawab atas teror dan pembantaian di Afghanistan ini [drone Amerika juga dipakai di Pakistan, Yaman, Somalia]. Tapi, saya tak setuju logika Murdoch yg mengatakan "semua dan setiap Muslim bertanggung jawab atas teror di Paris". (Farid Gaban)
Langganan:
Postingan (Atom)