Kamis, 22 Oktober 2015

POV

Sekadar memberi gambaran bagaimana kabut asap dilihat dari "point of view" kami sepanjang perjalanan melintasi trans Kalimantan.

Sembunyi

Aku masih keduman sore ketika sampai di Yogya. Setelah mengantar Rus ke sebuah ruas jalan yang dekat dengan rumah kontrakannya, aku meluncur. Bukan ke rumah.

Asap Sampit

Sepanjang 210 km sejak meninggalkan Palangkaraya (Kalimantan Tengah) hingga Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur, kami tak jeda mendapati kabut asap.

Ahok dan Jokowi

Melihat Ahok dan Jokowi dari berbagai perspektif. Ada yang memuji dan membela. Ada yang mengkritik. GeoTimes http://www.geotimes.co.id

Cantik

Kamu tidak harus cantik atau kurus atau seksi. Kamu hanya perlu tahu dan sadar bahwa tubuhmu adalah milikmu sendiri. Tak ada manusia yang berhak mengatur bagainana penampilanmu, seberapa kurus kamu atau bagaimana semestinya berpakaian.

Rabu, 21 Oktober 2015

Celsius

Kebakaran hutan tak cuma menghasilkan asap yg menyengsarakan. Tapi, juga menaikkan suhu bumi berganda-ganda: melepas gas karbon makin banyak sekaligus mengurangi pepohonan yg menyerap karbon. Kenaikan suhu 2 derajat Celsius (sampai akhir abad ini) akan melenyapkan banyak pulau kecil Indonesia dan membawa dampak besar pd kawasan pesisir akibat naiknya air laut sampai 5-6 meter. Indonesia memiliki pantai terpanjang di dunia dan 160 juta orang hidup di kawasan pesisir itu. (Farid Gaban)

Powerless

Sumber: Facebook Farid Gaban

Sampit

Kalimantan Tengah, 13.55 WIB. Terasa lebih pekat dan pedih dari Palangkaraya kemarin (20/10).

Orang-orang Komunis

Lima orang. Empat laki-laki, dan satu perempuan. Semuanya berjaket gelap. Wajah mereka tak terlalu jelas. Pucat. Dingin. Mereka melangkah ke arah mobilku.

Indeks Kualitas Siaran Televisi

Dalam beberapa bulan terakhir ini Komisi Penyiaran Indonesia Pusat dan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) mempublikasikan riset berseri tentang indeks kualitas siaran televisi. Di dalamnya memuat angka-angka yang dimaksudkan sebagai mutu suatu tayangan. Tentu, ketika pertama membacanya saya heran bagaimana cara memahami hasil riset ini--karena tak bisa dipahami!