Senin, 16 November 2015

Tokoh dan Partai

Sesudah berhasil dengan proyek tokoh tanpa partai, kini dilanjutkan dengan partai tanpa tokoh. Fenomena gerakan politik anonim. ‪#‎eh‬ (Tarli Nugroho)

Perang Dunia Maya

Andaikan kejadian di Paris itu berefek serupa dengan pengeboman Pearl Harbor dulu, harapan saya adalah: semoga para pemimpin dunia memilih untuk berperang di dunia maya ketimbang di dunia nyata. Mereka bisa melakukan twitwar. Atau perang foto di Instagram. Atau perang status di FB. Atau bahkan upayakan pemanfaatan game online di FB untuk berperang. Candy Crush bisakah digunakan?

Anti-Kolonialisme

Kita semua ANTI-KOLONIALISME. Bedanya, sebagian dari kita tidak mudah tertipu meski pelakunya adalah bangsa sendiri, dengan mengatasnamakan pembangunan. (Dandhy Dwi Laksono)

Alexandra Herlina

DOKTER Alexandra Herlina sedang memeriksa kondisi salah satu peserta "long march" petani pegunungan Kendeng yang menolak ekspansi pabrik semen di Jawa Tengah.

Media Propaganda

Kata bang Alfa Gumilang dalam tulisannya di Pindai: "Di tengah ruang redaksi dari media besar yang kian meminggirkan suara buruh, pertarungannya nanti adalah bagaimana kalangan buruh melakukan pendidikan politik. Juga penyebaran kampanye atas isu dan masalah yang merugikan hak mereka lewat media internalnya. Sekaligus memanfaatkan media sosial dalam memperluas jangakuan isu lintas-sektoral dan lintas-kelas. Setidaknya isu mereka dapat terserap sebagai topik penting bagi kelompok pekerja rentan lainnya." (Wisnu Prasetyo Utomo)

122 Km

IBU DOKTER Alexandra Herlina dari Surabaya, bergabung dalam tim kesehatan yang mendukung petani Kendeng dalam aksi "long march" 122 km dari Pati ke Semarang.

Long March

Pagi ini ratusan petani pegunungan Kendeng (Jawa Tengah) dari Pati, Rembang, dan Grobogan melanjutkan jalan kaki sepanjang 122 km menuju Semarang, untuk menyaksikan penyampaian vonis gugatan warga kepada pemerintah di PTUN, terkait pemberian izin pembangunan pabrik semen.

Teater Politik

Dulu New York, kini Paris. Dulu Irak, kini Suriah. Begitulah teater politik modern. Pada mulanya selalu tragedi kemanusiaan, sesudahnya adalah perebutan sumber daya.

Membandingkan

Solidaritas, simpati, ataupun empati koq dibanding-bandingkan? Ya suka-suka yang solider dong... ‪#‎gituajakoqribet‬ (Harry Wibowo)

Minggu, 15 November 2015

Paris

Duduk sendiri di bangku kafe di Kaliandra, memandangi gemerlap kota Surabaya yang jauh, aku mengingat malam kita di Le 58 di Menara Eiffel di musim gugur, dik. Itu restoran termurah yang bisa aku jangkau untukmu. Isi dompetku tak cukup mengajakmu menikmati de la crème de pois penuh kaviar atau framboise, krim vanila di Jules Verne yang angkuh. Kita lalu hanya makan salmon asap dan daging bebek panggang, tapi kita benar di sana, di balik kaca restoran di ujung menara Eiffel.