Pagi ini aku mengantarnya ke sekolah. Ini adalah hari pertama UAS di kelas 10; UAS pertama baginya di sebuah sekolah negeri di Indonesia. Dia pernah di sekolah negeri saat di Perth, namun sejak kelas 4 hingga 9, dia sekolah di SD dan SMP swasta di Jogja, seperti parnah kuceritakan di sini: http://agkarim.staff.ugm.ac.id/2012/11/02/the-ulangan-was-easy-1/
Apakah ruang sosial/publik berarti ruang yang digunakan untuk tujuan-tujuan sosial/publik, atau sekadar ruang yang diisi oleh anggota masyarakat yang disebut khalayak?
Senin, 30 November 2015
Minggu, 29 November 2015
Kasepuhan Ciptagelar
DARI sebuah pelabuhan di Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, Ekspedisi Indonesia Biru dan WatchdoC Documentary Maker mempersembahkan "KASEPUHAN CIPTAGELAR" (full movie, 44:36).
Taman Bunga, Wajah Kita
Mungkin setiap ruang publik, atau komersial, khususnya yang punya obyek-obyek menarik tapi rentan rusak, kini perlu diberi fasilitas khusus, yaitu jalur khusus selfie. Serius.
Calon Atlet
Dengan sedikit pembinaan, anak2 Kepulauan Talaud ini bisa menjadi atlet tangguh renang dan loncat indah. Laut yg jernih menjadi halaman bermain mereka sehari-hari, terutama menjelang senja yg cerah hingga matahari tenggelam. (Foto-foto oleh Farid Gaban)
Raja-raja
Tak banyak yang tahu, Kesultanan Ternate, salah satu dari tiga kerajaan Islam pertama dan terbesar di Nusantara selain Samudra Pasai di Aceh dan Demak di Jawa, memiliki sultan yang bersahabat baik dengan penyebar ajaran Katolik di Maluku. Dia adalah Sultan Khairun dan sahabatnya adalah Santo Fransiscus Xaverius. Ayah kandung Khairun, sultan terhebat Kesultanan Ternate, yang menjadi satu-satunya sultan di Nusantara yang pernah mengalahkan tiga bangsa Eropa [Portugis, Spanyol dan Belanda], pernah hidup di biara Katolik dan mengikuti pendidikan khusus Jesuit di Goa India dan mendapatkan nama baptis: Ben Acorala.
Warisan Hatta
Di Banda Neira, dalam pembuangannya, lelaki ini sanggup menulis dua buah buku, "Alam Pikiran Junani", yang hingga kini masih dicetak ulang, dan buku ini, "Penoenjoek bagi Ra'jat dalam Hal Ekonomi: Teori dan Praktek" (Medan: Boekhandel Tjerdas, 1940).
Media Digital
Kemarin saya ikut diskusi dengan Ross Tapsell, pengajar di Australian National University. Ia sedang meneliti tentang media digital di Indonesia. Ia bilang bahwa kepemilikan media di Indonesia akan semakin mengerucut menjadi 6-7 kelompok saja. Proses digitalisasi dan konvergensi tetap membuat kelompok media dengan kapital besar akan mendominasi akses penyebaran informasi. Terbentuknya oligarki pemilik media berjalan seiring dengan kembalinya oligarki politik di Indonesia. Media digital punya elan emansipatoris untuk melawan cengkeraman oligarki tersebut meski memang masih menjadi pertanyaan. Dengan mengutip medium is the message-nya Marshall McLuhan, Ross bilang bahwa di Indonesia kehadiran media cetak membawa imaji nasionalisme, sementara kemunculan televisi menjelaskan watak otoritarianisme politik. Pertanyaannya, akan membawa apakah media digital di tahun-tahun ke depan? (Wisnu Prasetya Utomo)
Sabtu, 28 November 2015
Luck
Tiga puluh satu tahun jadi chairman Freeport-McMoRan, Jim Bob tahu betul arti pepatah "anjing menggonggong, kafilah (Freeport selalu) tetap berlalu". (Tarli Nugroho)
Fantasi Pra-Facebook
Ini masih bagian dari kisah dari bongkar-bersih arsip lama dari gudang sebelum dimasukkan tong sampah.
Langganan:
Postingan (Atom)