Selasa, 01 Desember 2015

Kutukan Papua

"Semuanya bertaut erat dengan kutukan sumber daya yang menimpa Papua. Sebagai tanah yang kaya dan subur, orang-orang asli Papua mesti menghadapi gempuran investasi yang dikawal kekuatan senjata dan regulasi hukum."

Unduh Gratis Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

Teman-teman...

Perjalanan

Menutup hari terakhir November di Tanjung Balai Karimun, sebelum melanjutkan pelayaran terakhir dari pelabuhan Parit Rempak menuju pelabuhan Buton di pesisir timur Riau.

Diskriminasi

Pemerintah di sejumlah daerah melarang orang (miskin) membangun rumah di pantai. Alasannya: pantai bukan milik perorangan, tapi milik publik, milik semua orang. Alasan lain kedengaran mulia: melindungi warga dari ancaman badai dan gelombang laut. Namun, ada trend besar bahwa pemerintah2 kota pesisir tak hanya merestui, justru mendorong, real-estate mewah dan privat dibangun di pantai, kalau perlu lewat pengurugan (reklamasi). Tidakkah itu cuma dalih terselubung utk menggusur orang miskin? (Farid Gaban)

Tentang Maaf UKSW

Hari ini secara beruntun saya menerima tautan berita yang sama lewat tag di Dinding FB. Yakni berita tentang permintaan maaf dan penghargaan dari YPTKSW “kepada Arief Budiman dan seluruh pihak yang turut serta di peristiwa tersebut”. Tidak jelas apa dan siapa yang dimaksud dengan “seluruh pihak yang turut serta“. Juga tidak jelas diakui apa yang salah, sehingga permintaan maaf diajukan.

Senin, 30 November 2015

Sugriana Rakasiwi

PEMUDA 29 tahun yang dalam dokumenter "Kasepuhan Ciptagelar" https://youtu.be/ZV0NkADi2dc sibuk merapal doa-doa adalah Sugriana Rakasiwi alias Abah Ugi.

Pengalaman Pertama di Malam Pertama

Kisah lain dari masa Orde Baru

Pada sebuah posting sebelum ini, saya pernah berkisah pengalaman pertama kali bersengketa dengan aparat negara Orde Baru, gara-gara mengundang penyair dan dramawan Rendra (1976).

Investor

Sesudah kehujanan dan berbasah-basahan, akhirnya bisa menikmati kopi susu sembari membaca wawancara delapan halaman yang menarik di Majalah ME Asia terbaru ini.

Pilkada Langsung atau Demokrasi Langsung?

"Kita tidak berpartisipasi dalam politik elektoral, bukan karena memandang bahwa politik adalah dunia yang jahat, kotor, dan tidak bisa diubah. Bukan juga naïf bahwa semua orang yang berkeinginan untuk masuk gelanggang politik adalah jahat atau korup. Tidak juga karena memperlakukan anti-pemilu sebagai sikap dogmatis."

Berkeliaran

BERKELIARAN di sekitar Selat Malaka, mendengarkan siaran radio Singapura yang sesekali memutar lagu keroncong.