Rabu, 16 Desember 2015

Gayo

Dataran tinggi Gayo di Aceh Tengah. Melalui jalur tengah Sumatra (Karo, Tapanuli, Mandailing), saat ini kami telah tiba di Sumatra Barat (18.172 km).

Selasa, 15 Desember 2015

Lelaki

Lelaki legendaris di samping kiri saya agak sulit untuk difoto. Apalagi akhir-akhir ini dia memang sengaja menghindari publisitas. "Takut diminta jadi komisaris," katanya. Untunglah Bung Rudi dan Mas Sulis bisa membujuknya. Lalu jadilah foto bersama alakadarnya ini.

Ketambe

Posting ini sejatinya tidak bercerita soal jembatan "Indiana Jones".

Siborongborong

Kemarin lewat kampungnya James Putra di Siborongborong. Salah satu tempat di mana kita masih bisa melihat kabut di hamparan sawah.

Kalah Sakti

Ia memperkenalkan diri sebagai Andifa Marley, 28 tahun. Pemuda asal Kuala Simpang, Aceh Tamiang ini juga sedang dalam perjalanan keliling Indonesia.

Berbincang

Di Batavia, tak ada yang lebih mahal selain teman berbincang. Sebab, meminjam Ustad Teddy, siapa teman berbincangmu, sangat menentukan bagaimana masa depanmu.

Bacaan

Bacaan delapan belas tahun lalu. Kliping tulisan Amien Rais, "Inkonstitusional", yang dimuat di Republika, Januari 1997; dan buku Bondan Winarno, "Bre-X: Sebongkah Emas di Kaki Pelangi" (1997). Tulisan Amien adalah gong pembuka yang menyoroti keganjilan Kontrak Karya PT Freeport Indonesia, sementara buku Bondan, meski fokusnya membahas skandal Busang, banyak bagian dari buku itu menulis tentang sejumlah tricky dan skandal terkait PT Freeport.

Beng Mawah

Di tempat ini, Nurdin Juned (41) berusaha memutus ketergantungan para peternak dengan pakan buatan pabrik. Berbekal informasi dari berbagai sumber, termasuk internet, ia meracik pakan sapi dari 8-9 bahan yang selama ini dibuang atau kurang dimanfaatkan.

Perasaan

Perasaan seringkali melaju lebih cepat daripada pikiran. Jika keduanya berpisah, siapa harus mencari, siapa harus menunggu?! (Tarli Nugroho)

Senin, 14 Desember 2015

Mimpi

Sesudah membaca "Love in the Time of Cholera", seorang lelaki menulis surat cinta untuk perempuan yang ditaksirnya. Isinya pendek, dan sangat Márquez. "Satu-satunya penyesalanku saat sekarat nanti adalah ketika aku tak pernah mencintaimu. Sungguh, aku ingin menua bersamamu."