“Aku dulu banyak mengagumi tokoh. Namun, setelah ada media sosial dan mengetahui bagaimana mereka bersikap terhadap berbagai persoalan, ilang kabeh… Aku kecewa. Kapasitas mereka ternyata cuma segitu.” Kalimat itu meluncur dari mulut sahabat saya, Irfan Afifi, dua malam sebelum pemilihan presiden kemarin. Kami berbincang hingga larut di sebuah kedai kopi, malam itu, ditemani seorang kawan lain, David Setiawan, yang sedang galau dengan urusan kelaminnya. Apa yang disebut sebagai “tokoh” oleh Irfan tak lain adalah apa yang tempo hari sering disebut sebagai “intelektual”. Irfan, sebagaimana juga saya dan David, terutama memang mengimajinasikan kaum intelektual sebagaimana yang kami lihat pada kaum intelektual Indonesia tahun 1970-an hingga awal 1990-an, yang kami kenal melalui media-media yang mengisi masa remaja kami, seperti Prisma, Ulumul Quran, Analisa CSIS, atau Kalam, untuk menyebut beberapa. Dan nama-nama yang dikecewainya adalah nama-nama yang pasti banyak kita kenal.
Apakah ruang sosial/publik berarti ruang yang digunakan untuk tujuan-tujuan sosial/publik, atau sekadar ruang yang diisi oleh anggota masyarakat yang disebut khalayak?
Minggu, 13 Juli 2014
Senin, 30 Juni 2014
Permintaan Wijaya Herlambang kepada Jokowi
Bapak Joko Widodo yang terhormat, berjanjilah kepada rakyat Indonesia Anda akan menyeret jendral-jendral di belakang Anda ke pengadilan, jika Anda terpilih menjadi presiden. (Wijaya Herlambang)
Jumat, 16 Mei 2014
Kerusuhan Mei
Ralat atas komen saya tentang rekaman suara GM. Konteks pebicaraan itu memang tentang penolakan GM pada teori konspirasi. tapi dalam pernyataannya GM memang tidak percaya bahwa Prabowo berada di belakang kerusuhan mei. saya memang salah menyebut (rekaman itu saya buat tahun 2007) tentang "bantahan atas keterlibatan Prabowo di tim Mawar" karena rekaman itu baru saya dengarkan lagi setelah saya menulis komen itu. Jadi saya meralat Tim Mawar menjadi Kerusuhan Mei. (Wijaya Herlambang)
Kamis, 15 Mei 2014
Rekaman Suara Goenawan Mohamad
GM on General Prabowo's role in 98 May riots, interview 13 August 2007https://www.dropbox.com/s/f797f1yga0smxqk/GM%27s%20statement%20on%20General%20Prabowo.wav
Posted by Wijaya Herlambang on 15 Mei 2014
Jumat, 28 Maret 2014
Kata Umum X Kata Khusus
Tidak banyak penulis yang “tajam” di dalam memerikan sesuatu hal. Belum saya temukan jawaban apa kiranya penyebab lebih mudah kita temukan kata-kata yang bersifat umum daripada khusus, spesifik.
Selasa, 07 Januari 2014
Surat untuk Pak Denny J.A.
Selamat pagi, Pak Denny.... Semoga kebaikan dan kesehatan baik jasmani maupun ruhani senantiasa menyertai Anda. Amin. Maaf, pembukaan dan salam saya hanya singkat, sebab saya tidak begitu pintar berbasa-basi. Tapi Insyaallah bukan berarti saya tidak baik hati, sebagaimana Anda juga. Lagi-lagi amin...
Jumat, 03 Januari 2014
Kelas Menengah Sadar Diri
Saya kok muak ya dengan kelas menengah yang sadar dirinya tidak ngehek sehingga waktunya dihabiskan untuk nyinyir terhadap kelas menengah yang mereka anggap ngehek? Apa hanya dengan itu ya cara mereka membedakan diri? (Roy Thaniago)
Langganan:
Postingan (Atom)