Untuk bisa bermain di dua kaki, Anda harus sehebat Soekarno. Sebagai pemimpin, dan sebagai pribadi, ia bukan hanya disegani oleh sebangsanya, tapi juga oleh bangsa-bangsa lainnya. Itu sebabnya ia bisa bermain dengan Washington, tanpa, misalnya, disebut sebagai anteknya; atau bermain dengan Moskow dan Beijing, tanpa disebut sebagai kaki tangannya.
Lha, Anda ini siapa, mau sok bermain di dua kaki segala? Wong dengan bekas Kabareskrim saja kalah pamor. Ya diketawainlah sama Washington, Tokyo, dan Beijing.
(Tarli Nugroho)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar