Beberapa orang berkata, penulis itu dilahirkan dan bukan melulu perkara bakat, dan saya kira yang dikatakan oleh beberapa orang itu benar. Tiga penulis yang saya kenal di bawah ini, saya kira adalah penulis-penulis yang dilahirkan itu. Mereka menulis di usia dini dan di awal-awal menulis, tulisan mereka saya kira sudah mendahului matahari terbit.
Goenawan Mohamad bercerita, mulai menulis sejak SMA. Tulisan pertamanya yang dimuat di media massa adalah terjemahan puisi Emily Dickinson. Terjemahan itu dimuat di “Abadi” koran milik Masyumi. Usia Goenawan saat itu kira-kira 18 tahunan. Kini usia Goenawan 74 tahun, dan masih aktif menulis [setidaknya] setiap pekan di majalah Tempo. Dia sudah menikah. Punya dua anak.
Puthut EA bercerita, menulis sejak SMP. Tulisannya pertamanya yang dimuat di media massa adalah esai berbahasa Jawa. Esai itu dimuat di “Panjebar Semangat” majalah berbahasa Jawa yang terbit di Surabaya. Usia Puthut saat itu kira-kira 14 tahunan. Kini usia Puthut 38 tahun, dan masih aktif menulis. Setiap pekan bisa tiga atau empat tulisan. Sudah menikah. Punya seorang anak.
Wisnu Prasetyo Utomo bercerita, menulis sejak SD. Buku harian. Tulisan pertamanya yang dimuat di media massa adalah esai pendek tentang konflik supporter bola. Tulisan itu dimuat di “Bola” tabloid milik Grup Kompas, terbit di Jakarta. Usia Wisnu saat itu kira-kira 13 tahunan. Kini usia Wisnu 26 tahun dan tetap menulis. Belum menikah. Belum punya anak. Belum berani.
(Rusdi Mathari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar