Dalam disertasinya, Francois Raillon menyebut bahwa Mingguan MAHASISWA INDONESIA, yang terbit pada 1966, sebagai model pers mahasiswa ideal. Inilah media yang diterbitkan oleh mahasiswa, namun ditujukan untuk pembaca umum. Kualitas berita dan redaksionalnya sangat terjaga, sehingga Herbert Feith pernah menyebutnya sebagai 'journal of ideas'.
MAHASISWA INDONESIA digawangi oleh dua aktivis Bandung terkemuka pada jamannya, Rahman Tolleng dan Rum Aly. Sayang, sesudah peristiwa Malari, 1974, mingguan legendaris ini dibredel.
Pekan lalu, di sebuah gerai koran di pojokan Senayan, tak sengaja saya menemukan empat edisi Majalah MAHASISWA INDONESIA. Awalnya saya mengira ini adalah pers kampus terbitan anak-anak UI. Tapi sesudah ingat bahwa terbitan anak-anak UI bertajuk Suara Mahasiswa, iseng saya mengambil satu nomor dan membaca tajuknya.
Surprise! Media ini mengaku sebagai lanjutan atas Mingguan MAHASISWA INDONESIA yang telah almarhum empat puluh satu tahun silam.
Media ini terbit perdana pada Mei 2014, atau lebih dari empat puluh tahun sesudah MAHASISWA INDONESIA generasi pertama dibredel. Para penggeraknya juga adalah para mahasiswa dari berbagai kampus di Bandung, seperti generasi pertamanya dulu.
Terus terang, menemukan adanya proses 'reinkarnasi' semacam ini, saya jadi semakin respek pada semangat yang dimiliki oleh orang-orang seperti Rahman Tolleng. Tanpa semangat besarnya, yang pastinya masih menyala itu, saya kira tak akan ada anak-anak muda yang akan tersulut semangatnya untuk menghidupkan kembali mimpi yang dulu pernah dihidupi oleh media-media sejenis MAHASISWA INDONESIA.
Saya tidak tahu apakah media ini masih terbit terus hingga kini atau tidak. Edisi terakhir yang saya beli pekan lalu adalah terbitan Mei 2015.
Apapun, kenyataan bahwa ada pers mahasiswa yang bisa bereinkarnasi sesudah empat puluh tahun mati, patut diberi angkat topi.
Tiba-tiba saya jadi teringat BALAIRUNG, pers mahasiswa generasi keempat di Universitas Gadjah Mada, yang bulan depan akan berulang tahun ke-30. Semoga BALAIRUNG tak perlu bereinkarnasi seperti MAHASISWA INDONESIA.
(Tarli Nugroho)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar