Selasa, 13 Oktober 2015

Bela Negara dan Tembak-tembakan

Dandhy Dwi Laksono juga pernah "terjerumus main bela negara-bela negara-an" #eh

Puisi Buku

Meskipun kau tak lagi baru, aku tak pernah berhenti menyukaimu. Meskipun kau berdebu, aku terus saja memburumu. Aku benar-benar mencintaimu, beserta seluruh isi dompetku. (Tarli Nugroho)

Transmigran, Timun, dan Batubara

Nyoman Derman (60) bekas tahanan. Tahun 1980, pemerintah memindahkan Nyoman dari kampung halamannya di Negara (Bali) ke Kalimantan Timur untuk mengikuti program transmigrasi.

Mendukung "Bela Negara"

Berbeda dengan kebanyakan sahabat saya, justru saya setuju dengan program bela negara. Negara harus dibela. Masak dikhianati... AS Roma saja saya bela kok, apalagi tumpah darah saya. Negeri yang udara segarnya saya hirup, airnya saya minum, hasil buminya saya makan, memberi tempat untuk bekerja dan berkarya.

(Lagi-lagi) Bela Negara

Mendukung ide bela negara! Biar kita bisa bantu Pak Menteri untuk libas itu orang-orang Papua! ‪#‎HidupBelaSaphira‬ (Roy Thaniago)

"Bela Negara" itu HAK atau KEWAJIBAN Warga Negara?

Pasal 30 UUD '45. "Bela negara" itu HAK atau KEWAJIBAN warga negara?

Kisah "Bela" dan "Beli"

Sejak Kepolisian dipisahkan dari ABRI dan langsung berada di bawah presiden, korps baju coklat ini terus melesat jadi anak emas, terutama untuk soal anggaran. Sebaliknya, zaman keemasan militer seperti mengalami senjakala.

Kepercayaan dan Ketidakpercayaan

Pagi tadi saya mencoba mengaduk-aduk seluruh isi lemari di kantor, siapa tahu menemukan 'barang-barang' berharga. Maksudnya apa lagi kalau bukan koleksi pustaka yang menarik untuk dibaca. Ternyata di sana ada banyak sekali buku yang tak pernah beredar di toko. Dan itu menjadi semacam surga kecil untuk saya.

(Masih) Bela Negara

Dalam konsep bela negara, lebih penting dan mendesak mendidik/menuntut kaum elit (pejabat, politisi, jenderal, profesor/doktor) utk menjaga kedaulatan negara ketimbang melatih 100 juta rakyat. Banyak ancaman kedaulatan negara muncul bukan dari serangan militer asing, tapi dari kebijakan publik dlm bidang ekonomi maupun sosial. (Farid Gaban)

Boikot

Memboikot produk perusahaan yg merusak lingkungan (termasuk pembakar hutan) itu penting dilakukan. Tapi, ada kelemahannya: yakni sangat tergantung pd kesadaran dan kemampuan individu sbg konsumen. Menurutku, yg lebih penting adalah menuntut negara/pemerintah utk membuat regulasi dan penegakan hukum ketat. Tuntutan ini mencerminkan bahwa kita bukan sekadar konsumen; tapi WARGA NEGARA. Boikot tanpa peduli kebijakan publik tidak akan efektif. Dlm konteks itu kita layak memprotes deregulasi (ekonomi), yg hampir secara otomatis membuka kelonggaran bagi perusahaan utk merusak alam dan membahayakan manusia. (Farid Gaban)