Sejak Kepolisian dipisahkan dari ABRI dan langsung berada di bawah presiden, korps baju coklat ini terus melesat jadi anak emas, terutama untuk soal anggaran. Sebaliknya, zaman keemasan militer seperti mengalami senjakala.
Dalam RAPBN 2016, misalnya, anggaran Polri naik signifikan sebesar Rp10 triliun, menjadi Rp57,1 triliun. Pada saat yang bersamaan, Kementerian Pertahanan, yang membawahkan TNI, anggarannya malah dipangkas, dari sebelumnya Rp102,2 triliun dalam APNBP 2015, kini turun menjadi Rp95,9 triliun dalam RAPBN 2016.
Jadi, ribut-ribut soal ide "bela negara" itu tak perlu dianalisis terlalu jauh. Itu hanyalah urusan "daya beli" semata, alias untuk mengatrol anggaran. Jika pemerintah tak memperhatikan soal proporsionalitas anggaran ini, masalah bisa melebar kemana-mana, dan bahkan bisa menjadi bom waktu.
Sudah bukan rahasia lagi, sesudah Reformasi, TNI merasa dianaktirikan jika dibandingkan dengan Polri.
(Tarli Nugroho)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar