Saya suka Facebook karena banyak lelucon gratis bertebaran. Termasuk kutipan konyol pejabat tinggi RI ketika diwawancarai wartawan. Salah satunya ya ucapan seperti terkutip di atas, menanggapi sidang International People’s Tribunal 1965.
Pernyataan itu lucu karena menujukkan ketololan berlapis-lapis. Lapis pertama, sidang International People’s Tribunal 1965 bukan urusan pemerintah Belanda. Kedua, pejabat Indonesia yang besar dari zaman Orde Baru ini tidak paham bahwa tidak semua pemerintahan di dunia sepak terjangnya seperti Orde Baru.
Pemerintah Belanda di negaranya sendiri tidak akan bertindak seperti pemerintah kolonial di tanah jajahan Hindia Belanda atau keturunannya yakni pemerintah Orde Baru dan pasca-Orde Baru. Mereka tidak akan membubarkan sebuah pertemuan beradab yang tidak menimbulkan keonaran publik. Mereka juga tidak akan membayar preman sewaan semusim untuk membubarkan acara yang diadakan secara tertib oleh warga sipil.
Kalau saya jadi wartawan yang diajak bicara sang pejabat ketika mengucapkan “Kita juga bisa adili Belanda di sini”, mungkin saya akan jawab “Ketimbang mengadili Belanda, bagaimana kalau Bapak kirim saja pasukan untuk menjajah Belanda. Paling sedikit 350 tahun ke depan. Tanggung kalau cuma mengadili Belanda, ya kan? Syukur-syukur, setelah Belanda dikuasai lalu dibuat semboyan baru NKRI+Belanda harga mati sekarat.”
(Ariel Heryanto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar