Ketika sekelompok kecil orang menyebut Bu Nursyahbani Katjasungkana dengan "pengkhianat bangsa" atau cap-cap buruk lainnya karena kegigihannya mendorong pengungkapan kebenaran bagi korban 1965, bagi saya, beliau adalah potret seorang Muslimah progresif yang justru sedang menyumbangkan sesuatu untuk bangsa ini. Mengisi peran-peran kepeloporan yang lama ditinggalkan umat Islam terhadap persoalan kebangsaan. Melanjutkan yang dulu dilakukan Gus Dur, Cak Nur, dan para pemikir bangsa lain.
Kita menunggu langkah-langkah serupa dari generasi muda Islam hari ini. Persoalan 1965 adalah pintu masuk bagi lembaran baru peran konkret umat Islam bagi masalah-masalah besar bangsa.
(Muhammad Al-Fayyadl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar