Belakangan, ada teori baru dalam melihat media, namanya teori persamaan media (media equation). Ia membahas tentang interaksi antara manusia dan media. Kira-kira bilang bahwa berita-berita (dan) media saat ini sudah diperlakukan seperti manusia, dan pada satu titik respon kita terhadap sebuah berita akan menunjukkan seperti apa respon kita terhadap orang lain. Respon ini kadang-kadang muncul begitu saja, semacam refleks.
Misal, karena anda begitu menyayangi dan memuja mbak A, semua berita negatif tentangnya, pasti akan direspon dengan positif. Kalaupun tidak bisa merespon dengan berhusnudzon, biasanya memilih diam dan tidak ikut-ikut berkomentar. Terlanjur sayang je.
Sebaliknya, ketika anda membenci mas D sejak dalam pikiran, setiap berita yang positif tentangnya pasti akan direspon dan disebar dengan nada negatif. Kalau tidak bisa menggunakan nada keras dan kata kasar, yah minimal satire, atau nyinyir. Sudah kadung benci mau apalagi?
*untuk lebih jelasnya tentang media equation ini sila googling The Media Equation : How People Treat Computers, Television, and New Media Like Real People and Places*
(Wisnu Prasetyo Utomo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar