”Bila Israel membom masjid kalian, azanlah dari gereja kami.” Tawaran itu disampaikan Pastor Manuel Musallam dari Gereja Latin Palestina kepada kaum Muslim di Gaza Palestina, sehari setelah peluru kendali Israel menghantam Gaza dan membunuh ratusan orang Palestina termasuk warga Kristen. Rumah Jalila Ayyad adalah salah satu yang rusak parah. Dia tewas oleh serangan bom Israel, Sabtu 27 Juli tahun lalu.
Sehari sesudahnya, orang-orang Kristen mendoakannya di Gereja Ortodoks Yunani Porphynus karena Jalila adalah seorang Nasrani, penganut Kristen Ortodoks Yunani. Uskup Agung Alexios yang memimpin doa menyampaikan pesan, “Seorang anak manusia yang tak bersalah telah dirampas hidupnya.” Para jemaah menangis sebelum keranda Jalila diusung ke pekuburan, oleh bukan saja pemuda-pemuda Kristen, tapi juga oleh pemuda-pemuda Muslim Palestina.
Mereka, pemuda-pemuda Muslim itu dan ratusan warga Muslim lainnya adalah sebagian dari warga Palestina yang mencari perlindungan ke gereja-gereja termasuk di Gereja Latin yang diimami Pastor Manuel. Dan mereka mendapatkannya ketika Israel membombardir Jalur Gaza di bulan Juli itu.
Ada sekitar 1.500 orang Kristen di Gaza. Mereka adalah orang Arab Palestina, termasuk Manuel dan Jalila. George Ayyad, seorang kerabat Jalila karena itu menolak gagasan bahwa orang Kristen akan meninggalkan Gaza [Palestina] setelah pemboman oleh Israel sebab itulah yang diinginkan oleh Israel.
“Ini adalah tanah air saya, dan kami adalah orang Kristen di sini, di Gaza selama lebih dari 1.000 tahun, dan kami akan tetap seperti itu."
Apa yang terjadi di Palestina sejauh ini, memang tidak sesederhana seperti yang dikira dan ditafsirkan oleh banyak orang, juga oleh kaum Muslim. Di sana, bom Israel tidak membedakan Muslim dan Kristen, dan Palestina memang tak identik dengan Islam. Di Gaza dan di tempat lain di Palestina, masjid berdiri di samping gereja. Gereja berdiri di samping masjid.
Dan tawaran Manuel kepada kaum Muslim Palestina untuk berazan di gerejanya, mestinya mengingatkan kaum Muslim pada kisah-kisah awal kenabian Rasulullah. Tak berdaya diperangi oleh kaum pagan [musyrik] Mekkah, Nabi Muhammad saw. memerintahkan sebagian pengikutnya untuk meminta perlindungan ke gereja di Ethiopia, dan benar para pengikut itu dilindungi di sana. Nabi juga pernah memerintahkan para sahabat untuk bersujud syukur sewaktu sampai padanya kabar, bahwa tentara Romawi telah mengalahkan Persia dalam sebuah peperangan, seperti yang dijanjikan oleh Al Quran.
Karena itu sangat menyedihkan, ketika di sini, atas nama agama, orang-orang dengan gagah memberangus gereja: melarang pendiriannya dan membongkar yang sudah berdiri, seolah memuji Tuhan adalah perilaku terkutuk. Islam adalah agama yang membenarkan ajaran-ajaran Taurat, Zabur, dan Injil. Tak ada satu kata pun di redaksi Al Quran dan hadits Rasulullah yang memerintahkan, menyarankan, atau menyerukan kepada orang-orang beriman untuk merusak dan menghancurkan tempat ibadah apalagi gereja, dengan dalih apapun.
Atau orang-orang di sini punya tafsir tersendiri tentang keimanan dan cara berbakti kepada Tuhan, dan menganggap tafsirnya itu adalah yang paling benar?
(Rusdi Mathari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar