Beberapa orang besar memang berada dalam tarik-menarik antara universalitas dan partikularitas. Mereka dijadikan milik bersama, sekaligua diklaim sebagai milik sekelompok orang saja.
Bung Karno, misalnya. Dia milik bangsa Indonesia, sekaligus diklaim sebagai personifikasi ideologi bagi (dan hanya bagi) PDIP. Jangan heran kalau BK akan terasa janggal jika muncul di spanduk caleg PKS.
Begitu juga hadratussyech Hasyim Asy'ari. Beliau sebenarnya milik bangsa Indonesia secara keseluruhan, seperti perlakuan yg diberikan BK saat meminta fatwa kepada beliau tentang kewajiban bela negara bagi ummat Islam Indonesia. Namun, sebagian kalangan di NU membatasi agar beliau hanya boleh menjadi milik NU.
Sebagai warga NU, saya ingin beliau lebih dikenal sebagai Ulama Besar dari Indonesia, Ketua Masyumi dan Shumubu, milik semua bangsa Indonesia, dan tak dikurung dalam partikularitas NU. Kita infaq-kan beliau pada bangsa.
(Abdul Gaffar Karim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar