Salah satu tujuan inti hari santri nasional adalah agar kontribusi kaum santri dalam perjuangan menjadi Indonesia lebih diakui.
Menjadi Indonesia adalah kontribusi banyak kalangan, khususnya tiga kelompok besar: nasionalis-sekuler, sosialis, dan Islam. Dalam sejarah profesional modern Indonesia, kelompok sosialis dan Islam perlahan dipinggirkan, sementara kelompok nasionalis-sekuler tampil seolah sebagai pemegang saham utama keindonesiaan.
Kelompok sosialis dan Islam malah dicatat dalam sejarah sebagai pelaku sejumlah "pengkhianatan" dan "pemberontakan". Catatan itu tak pernah dihapus. Bahkan cara berpikir prejudistik thd sosialisme dan Islam tetap diajarkan -- sadar atau tidak sadar.
Jadi tak hanya kelompok Islam yg butuh sebuah hari dimana mereka diakui kontribusinya. Kelompok sosialis memiliki alasan kebutuhan yg sama juga.
(Abdul Gaffar Karim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar