hal terburuk dari setiap bencana besar yang terjadi adalah bagaimana cara kita menanggapinya. kita tak pernah bisa beranjak dari orang lewat yang berlari mendekat saat melihat kecelakaan; bukan kegusaran seorang penolong yang membuat kita menyeruak kerumunan, tapi keingintahuan seorang penonton.
Apakah ruang sosial/publik berarti ruang yang digunakan untuk tujuan-tujuan sosial/publik, atau sekadar ruang yang diisi oleh anggota masyarakat yang disebut khalayak?
Selasa, 30 Desember 2014
Minggu, 28 Desember 2014
Sabtu, 27 Desember 2014
Sekte Jalan Terang
Faisal Basri bilang: "Cara paling mudah adalah singkirkan setan-setan. Caranya membuat ruangan terang, kalau ruang terang itu setan nggak berani. Kita harus buat pasar sehat. Salah satu cara bikin ruang terang adalah memindahkan Ron 88 ke Ron 92."
Jumat, 26 Desember 2014
Minggu, 21 Desember 2014
Pemblokiran
PEMBLOKIRAN oleh pemerintah terhadap situs berita online papuapost.com merupakan satu kasus lagi yang menunjukkan dengan terang benderang pengekangan (restriction) atau pembatasan (limitation) secara TIDAK SAH terhadap hak-hak manusia, dalam hal ini hak atas kebebasan berpendapat/berekspresi dan hak untuk menyebarkan serta menerima informasi atau lebih khususnya: hak atas kebebasan pers.
Jumat, 12 Desember 2014
Pemerintah Egois
Menurut Menteri Keuangan, meski harga minyak turun dan subsidi BBM disunat, pemerintah tetap kesulitan keuangan. Impor minyak tetap besar, kata dia, penerimaan dari ekspor minyak juga turun karena harga turun. Moral cerita: ini pemerintah yang egois; berganti-ganti dalih dengan satu tujuan mengeruk uang rakyat serta mengorbankan mereka yang paling miskin. (Farid Gaban)
Akuntansi dan Ujian untuk Si Malinkundang
Genetika kapitalisme tidak terletak dalam ilmu ekonomi, melainkan dalam ilmu akuntansi. Jadi, jika ingin memahami evolusi dan corak kapitalisme, lihatlah sistem akuntansinya. Kesimpulan itu saya peroleh dari obrolan hangat dengan Dr. Revrisond Baswir pada sebuah petang di bilangan Bulaksumur, bertahun-tahun silam.
Kamis, 11 Desember 2014
Kado Jelang dan di Hari HAM
Jokowi: "Saya itu tidak pernah menaikkan harga BBM. Saya mengalihkan subsidi."
Rabu, 10 Desember 2014
Untuk Karna
Sebentar lagi Karna akan binasa, Nun. Seluruh subsidi kedigdayaan yang dianugerahkan para dewa kepadanya sudah dia sedekahkan untuk kemenangan Arjuna, kesatria yang sering disebut lelananging jagad. Ironisnya, lelananging jagad itu harus diproteksi oleh kecurangan dan keculasan untuk memperoleh kemenangannya. Dan semua itu harus dimafhumi atas nama "membela kebenaran".
Selasa, 09 Desember 2014
Basa-Basi
Basa-basi menyebalkan barangkali kerna ia tak pernah basi. Bahasa-bahasi tak pernah basi karena ia sangat penting dalam masyarakat pemuja sopan-santun. Masyarakat pemuja sopan-santun adalah masyarakat sahaya.
Kamis, 04 Desember 2014
Sebab Bahasa bukan Matematika
Sebab bahasa bukan matematika, lawan makna "membangun" pasti bukan "menidur". (Eko Endarmoko)
Kacamata Kuda
Dengan kacamata kuda tetek bengek administratif BPJS, Ahok berprasangka duluan atau ambil kesimpuluan dini: kaya atau miskin. Padahal layanan kesehatan adalah hak setiap orang, hak asasi manusia, tanpa diskriminasi berdasarkan apa pun. Mau kaya atau miskin itu urusan belakangan: rumah sakit manapun tidak berwenang menolak pasien, apalagi dalam keadaan gawat darurat... Itu prinsip yang musti dipegang teguh pemerintah. Mosok nyawa pasien dipertaruhkan via kartu dan prosedur BPJS... Yang bener aje lu Hok!! (Harry Wibowo)
Senin, 01 Desember 2014
Predatory Publishing
"Sayang Wikipedia Indonesia belum memuat lema mengenai 'Predatory Publishing' (penerbit pemangsa). Diperkirakan ada lebih dari 1000 jurnal akademis dan banyak di antaranya memangsa dosen dari Indonesia. Dalam jurnal bertaraf internasional mereka dapat menerbitkan tulisannya dalam bahasa Inggris sehingga memenuhi persayaratan perguruan tingginya untuk naik pangkat. Pada hal banyak di antara 'jurnal bertaraf internasional' sampah belaka yang hanya mempunyai satu tujuan: mencari uang. Journal of Language and Literature misalnya hanya berada di Internet dan tidak dapat ditemukan pada perpustakaan apa pun. Biaya untuk menerbitkan makalah setebal 6 halaman? $290. Dosen Indonesia ramai menerbitkan makalahnya di situ." Silakan baca hasil penelitian Dr. Uli Kozok ini.
Penghuni Dunia Sastra
80% dari jumlah penghuni dunia Sastra Indonesia adalah kaum Penggembira Sastra dan para Figuran ini merasa diri mereka adalah Aktor Utama! LOL (Saut Situmorang)
Rabu, 26 November 2014
Gerakan Kiri Kontemporer
Sebelum ada data dan analisis, saya tidak akan mengajukan argumentasi apa pun terkait dengan polarisasi gerakan kiri kontemporer, termasuk di dalamnya lembaga-lembaga penerbitan alternatif seperti Indoprogress. Hipotesis bukanlah sebuah kesimpulan, tapi ia adalah pertanyaan yang harus dijawab dan dibuktikan. Untuk ini saya akan tetap berpegang teguh pada sikap saya sebagai peneliti. (Wijaya Herlambang)
Selasa, 18 November 2014
Sekali Lagi, Karpet Merah SPBU Asing
SPBU asing sudah hadir sejak 2002, ketika UU No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi diundangkan oleh pemerintahan Megawati. UU Migas merupakan salah satu dari sejumlah UU dengan agenda liberalisasi produk LoI dengan IMF.
Jumat, 14 November 2014
Patria atau Paria Indonesia?
Dalam salah satu karangannya, Daoed Joesoef (1986) membagi konsep tanah air (patria) menjadi tiga, yaitu (1) tanah air real, (2) tanah air formal, dan (3) tanah air mental. Tanah air real adalah bumi tempat orang dilahirkan dan dibesarkan, tanah yang didiami secara fisik sehari-hari. Sementara, tanah air formal negara-bangsa yang berundang-undang dasar di mana kita menjadi warganya. Tanah air formal kita tak lain adalah Republik Indonesia. Yang terakhir adalah tanah air mental. Tanah air mental tak bersifat teritorial. Ia, menurut Daoed, dapat dikatakan tak dibatasi oleh ruang dan waktu. Ia lebih banyak berupa imajinasi, dan imajinasi ini dibentuk dan dibina oleh ideologi dan seperangkat gagasan vital pendukungnya.
Akrobatik Makna
Kata "memesona" bersaudara kandung dengan "memukau". Keduanya memendam daya yang menyebabkan orang senang, jatuh cinta, takjub, tergila-gila. Sekarang dua kata ini, bagi saya, pertama-tama mengantarkan makna itu tanpa lupa bahwa pada satu kurun di masa lalu pengertian-pengertian begitu adalah makna yang ditambahkan kemudian. Artinya, bukanlah arti yang pertama. Paradigma makna lama inilah yang kita lihat masih menempel pada pemerian oleh kamus bahasa Indonesia:
Rabu, 12 November 2014
Orde Baru Versi Lama
Orde Baru adalah sebuah arena. Ia dibangun dan membangun kuasanya dari berbagai elemen yang sering saling bertikai satu sama lain. Pada Pileg dan Pilpres kemarin, kampanye bahaya Orde Baru riuh digaungkan. Tapi banyak orang lupa, atau berlagak pilon, Orde Baru yang mereka hardik hanyalah Orde Baru versi tujuh atau delapan tahun terakhir kekuasaannya, bukan versi ortodoksnya, yang membangun dan menghidupi rezim itu pada dua dekade awalnya.
November 20 Tahun Lalu
Dua puluh tahun lalu, setiap pagi saya punya kebiasaan membaca tiga koran sembari menonton berita dan mendengarkan radio. Ha ha ha, ya, tentu saja itu pada mulanya kebiasaan untuk gaya-gayaan saja. Kebiasaan itu dipicu cerita provokatif seorang guru biologi saya. Entah bagaimana ceritanya, dalam sebuah kelas biologi tiba-tiba dia bercerita mengenai Subandrio. Ya, Subandrio. Ia bercerita, Subandrio itu orang hebat. Setiap pagi, sebelum ketemu Soekarno, ia membaca belasan koran sembari mendengarkan beberapa radio. Saya terkesan pada cerita itu. Tentu saja, cara bercerita guru saya juga memang memikat.
Minggu, 09 November 2014
Negara Blusukan
Benarkah negara hadir dalam blusukan? Ah, belum tentu. Negara itu abstrak, kongkretnya di figur aparat negara. Jika yang dimaksud adalah sang aparat senang kelayapan doyan keluyuran, lalu semata-mata dimaknai negara sedang hadir di sebuah lokasi blusukan, ini tentu berlebihan. Mengada-ada. Sebab, aparat juga manusia, tentu butuh relaks, jauh dari kepengapan ruang kantornya.
Jumat, 07 November 2014
Politik Kartu
Main kartu tentu menyenangkan. Bisa kartu remi, boleh kartu domino atawa kartu gaple sajalah. Semua kartu itu bisa membawa keasyikan. Sambil tertawa, kartu dibagikan. Tentu dikocok dulu, siapa dapat kartu apa. Begitu kartu sudah di tangan, pikiran segera berputar. Mencari cara memainkan kartu, meraup untung.
Kamis, 06 November 2014
Kisah Kemeja Warna Putih
Kemeja lengan panjang warna putih kini sedang naik daun. Menggantikan trend kemeja kotak-kotak. Nyaris selalu tampak beberapa menteri beraktivitas turba (turun ke bawah), pakai kemeja lengan panjang warna putih. Lengan digulung, kemeja tak dimasukkan ke dalam pantalon warna hitam. Kemeja putih ini menjadi penanda formal pengumuman kabinet JKW-JK pada 27 Oktober 2014. Hari berikutnya, kemeja ini menggusur trend pakai baju safari atau baju batik.
Lagi, Amien Rais
Amien Rais memang sering kontroversial. Namun apakah kontroversi bisa mendevaluasi peran seseorang?!
Rabu, 05 November 2014
Blusukan? Persetan Amat!
Beberapa menteri kabinet saat ini tampaknya mulai rajin 'blusukan'. Ya, macam sidak (inspeksi mendadak) gitulah. Caranya, mereka tiba di suatu lokasi, diserbu warga setempat, minta foto bersama, trus ngobrol ala kadarnya. Tak perlu ngobrol yang 'berat-berat', itu kata mereka yang 'blusukan'. Cukup ngobrol yang 'ringan'ringan' saja, sekadar 'say hello', 'apa kabar', lalu 'goodbye'. Jangan harap bisa ngobrol apalagi titip aspirasi ke sang menteri di lokasi 'blusukan', soalnya pak menteri sudah terjadwal musti 'blusukan' ke lokasi berbeda. Walhasil, semua keluh-kesah plus aspirasi cuma ditampung saja.
Salah Ukuran
Lama-lama kita ini semakin aneh. Kita mengukur kinerja seorang pejabat eksekutif dari pernyataan-pernyataannya. Semakin garang pernyataannya, semakin ia dianggap hebat. Meski tak jelas benar apa hal-hal mendasar yang sudah dieksekusi di belakang pernyataan-pernyataan garangnya. Sebaliknya, kita semakin apriori kepada anggota-anggota legislatif, yang dianggap sekadar pintar omong, dan tidak bekerja konkret. Padahal, mereka memang digaji untuk "ngoceh".
Minggu, 02 November 2014
Hujah dan Hujat
Hujah dan hujat berasal dari kata yang sama. Saya berpikir keras mengapa kamus kita menyempitkan makna ini menjadi caci-maki dan fitnah (KBBI, 2008: 510), meskipun di tempat lain hujah diartikan sebagai alasan, bukti dan dalil. [Ahmad Sahidah]
Jumat, 31 Oktober 2014
Hentikan Blusukan!
Hentikan blusukan! Penderitaan bangsa ini terlalu nyata! Kedekatan bukan dengan kedatangan, tetapi keberpihakan. [Ahmad Sahidah]
Senin, 27 Oktober 2014
Kamis, 23 Oktober 2014
Dari The Ohio Mafia Hingga Puisi Esai
"The Ohio Mafia". Frasa itu ditadaruskan oleh Rizal Mallarangeng dalam kata pengantar terjemahan disertasinya, "Mendobrak Sentralisme Ekonomi" (judul asli: "Liberalizing New Order Indonesia: Ideas, Epistemic Community, and Economic Policy Change, 1986-1992"), yang terbit pada 2002 silam. Istilah itu digunakan untuk menyebut dia dan kawan-kawannya yang pernah belajar di Ohio State University (OSU) dan menjadi murid William Liddle. Kalimat lengkap Rizal itu berbunyi: "Saya harap sahabat-sahabat kental ini menyadari bahwa dalam beberapa tahun mendatang akan ada satu atau dua orang di Indonesia yang menyebut mereka, termasuk juga saya, sebagai 'the Liddle Mafia', atau paling tidak 'the Ohio Mafia'."
KPK dan Kabinet
Jika begitu caranya, KPK akan potensial jadi alat politik. KPK (semestinya) terlalu mulia untuk sekadar jadi alat politisi, bahkan jika itu presiden. Prosedur hukum punya kaidah sendiri, yg berbeda dari politik. Jika KPK punya indikasi/bukti seseorang terlibat korupsi, lebih baik keep it secret dan ditindaklanjuti saja; tak peduli jalannya politik atau pemberitaan media. KPK yg bermartabat. (Farid Gaban)
Rabu, 22 Oktober 2014
Sabtu, 27 September 2014
Takfiri Demokrasi
Tak ada yang lebih menggelikan daripada pemaksaan pendapat atas nama demokrasi, termasuk mencap siapapun yang tak sepemahaman sebagai pengkhianat dan penjahat. Rupanya kini bukan hanya para politisi saja yang mudah mengklaim dirinya sebagai representasi rakyat; mereka yang tak berpartai, tak pernah ikut pemilu, dan tak pernah dipasrahi mandat dari "rakyat" yang diklaimnya itupun juga sering menganggap dirinya sebagai "wakil rakyat", yang bahkan mewakili seluruh rakyat secara bulat.
Kamis, 25 September 2014
Pendidikan Kita
Catatan ini masih menjadi bagian dari argumen penolakan saya atas rencana pemerintahan baru untuk memecah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi dua kementerian. Dalam sebuah karangannya, "Memajukan Pendidikan Tinggi" (1998), Profesor Teuku Jacob (1929-2007) memberikan catatan penting terhadap soal pengajaran di perguruan tinggi. Menurutnya, kegiatan mengajar seolah menempati kasta paling rendah jika dibandingkan dengan Tridarma perguruan tinggi lainnya. Penelitian, misalnya, memiliki gengsi yang tinggi dan menentukan status akademis seorang dosen. Konsekuensi imbalannya juga besar, terutama yang berasal dari penelitian-penelitian pesanan. Kegiatan pengabdian juga kurang lebih serupa.
Rabu, 24 September 2014
Dicari: Menteri Pendidikan yang Punya Konsep
Dalam sejarah kita, hanya sedikit menteri pendidikan yang bisa disebut memiliki konsep yang jelas dan matang mengenai pendidikan dan kebudayaan. Tentu saja, Ki Hadjar, menteri pendidikan kita yang pertama, adalah salah satunya. Di luar Ki Hadjar, saya mencatat bahwa Sarino Mangunpranoto dan Daoed Joesoef, adalah dua dari sedikit menteri pendidikan setelahnya yang juga punya konsep yang jelas dan matang.
Soal Riset dan Perguruan Tinggi Kita: Sebuah Catatan dari Bulaksumur
Oleh Tarli Nugroho
Peneliti di Mubyarto Institute; Kepala P2M (Perhimpunan Pendidikan Masyarakat)
Rencana pemerintahan baru Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk memecah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjadi dua kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, terus terang cukup merisaukan, karena kita tidak pernah disodori dan mengetahui konsepnya. Berbeda dengan bidang lain, pendidikan seharusnya tidak tunduk kepada logika siklus kekuasaan, dimana setiap pemerintahan baru hasil Pemilu bisa begitu saja mengubah dan mengotak-atik sistem pendidikan sekehendaknya.
Peneliti di Mubyarto Institute; Kepala P2M (Perhimpunan Pendidikan Masyarakat)
Rencana pemerintahan baru Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk memecah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjadi dua kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, terus terang cukup merisaukan, karena kita tidak pernah disodori dan mengetahui konsepnya. Berbeda dengan bidang lain, pendidikan seharusnya tidak tunduk kepada logika siklus kekuasaan, dimana setiap pemerintahan baru hasil Pemilu bisa begitu saja mengubah dan mengotak-atik sistem pendidikan sekehendaknya.
Logika Mobil Derek
Empat bulan setelah dilantik menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada 25 Agustus 1978, Daoed Joesoef membentuk KPPN (Komisi Pembaharuan Pendidikan Nasional). Anggotanya tidak main-main, terdiri dari 21 orang sarjana terkemuka yang bukan hanya pendidik, melainkan menjadi pemegang otoritas dalam bidang keilmuannya masing-masing, dan juga dikenal sebagai intelektual publik. Di antara anggotanya adalah Slamet Iman Santoso, Sumitro Djojohadikusumo, Andi Hakim Nasution, dan Ki Suratman.
Jumat, 19 September 2014
Universitas
Kata universitas berasal dari bahasa Latin, "universitas magistrorum et scholarium", universitas adalah komunitas guru dan murid. Sebab itu, tugas pokok universitas adalah melakukan kegiatan pendidikan. Tentu saja, kegiatan pendidikan di universitas berbeda dengan kegiatan pendidikan pada jenjang di bawahnya, yang hanya menekankan pengajaran, alias 'delivery of stocks'. Persis di sini kita sering mengabaikan adanya jarak pengertian yang sangat jauh antara terma "pendidikan" dengan "pengajaran".
Kamis, 18 September 2014
Daoed, Pohon atau Hutan?
Ada banyak yang bertanya kenapa saya mengapresiasi demikian mendalam Daoed Joesoef dan pemikirannya, yang dalam ingatan kolektif kita dianggap sebagai tokoh kontroversial. Mengenai hal ini, saya telah berjanji akan menuliskannya dalam sebuah buku yang cukup pantas, mengenai Daoed dan pemikirannya. Saya kebetulan membaca dan mengkoleksi tulisan-tulisannya yang dipublikasikan sejak 1972 hingga sekarang.
Selasa, 09 September 2014
Kamis, 28 Agustus 2014
Rezim BBM
Ketika Habibie menjabat presiden, ia pernah disodori proposal tata kelola energi. Intinya, tata kelola energi di Indonesia selama ini keliru. Indonesia mengimpor BBM yang mahal dan malah mengekspor gasnya secara murah. Kita tahu, harga BBM, selain fluktuatif, memang sangat mahal, sementara cadangan minyak Indonesia sendiri hanya sedikit. Di lain pihak, harga gas di pasar dunia itu murah, sementara Indonesia memiliki cadangan gas yang melimpah. Pilihan mengimpor BBM dan mengekspor gas jelas merupakan pilihan tata kelola energi yang bodoh.
Minggu, 27 Juli 2014
Minggu, 13 Juli 2014
Tokoh, Teror, dan Frustrasi
“Aku dulu banyak mengagumi tokoh. Namun, setelah ada media sosial dan mengetahui bagaimana mereka bersikap terhadap berbagai persoalan, ilang kabeh… Aku kecewa. Kapasitas mereka ternyata cuma segitu.” Kalimat itu meluncur dari mulut sahabat saya, Irfan Afifi, dua malam sebelum pemilihan presiden kemarin. Kami berbincang hingga larut di sebuah kedai kopi, malam itu, ditemani seorang kawan lain, David Setiawan, yang sedang galau dengan urusan kelaminnya. Apa yang disebut sebagai “tokoh” oleh Irfan tak lain adalah apa yang tempo hari sering disebut sebagai “intelektual”. Irfan, sebagaimana juga saya dan David, terutama memang mengimajinasikan kaum intelektual sebagaimana yang kami lihat pada kaum intelektual Indonesia tahun 1970-an hingga awal 1990-an, yang kami kenal melalui media-media yang mengisi masa remaja kami, seperti Prisma, Ulumul Quran, Analisa CSIS, atau Kalam, untuk menyebut beberapa. Dan nama-nama yang dikecewainya adalah nama-nama yang pasti banyak kita kenal.
Senin, 30 Juni 2014
Permintaan Wijaya Herlambang kepada Jokowi
Bapak Joko Widodo yang terhormat, berjanjilah kepada rakyat Indonesia Anda akan menyeret jendral-jendral di belakang Anda ke pengadilan, jika Anda terpilih menjadi presiden. (Wijaya Herlambang)
Jumat, 16 Mei 2014
Kerusuhan Mei
Ralat atas komen saya tentang rekaman suara GM. Konteks pebicaraan itu memang tentang penolakan GM pada teori konspirasi. tapi dalam pernyataannya GM memang tidak percaya bahwa Prabowo berada di belakang kerusuhan mei. saya memang salah menyebut (rekaman itu saya buat tahun 2007) tentang "bantahan atas keterlibatan Prabowo di tim Mawar" karena rekaman itu baru saya dengarkan lagi setelah saya menulis komen itu. Jadi saya meralat Tim Mawar menjadi Kerusuhan Mei. (Wijaya Herlambang)
Kamis, 15 Mei 2014
Rekaman Suara Goenawan Mohamad
GM on General Prabowo's role in 98 May riots, interview 13 August 2007https://www.dropbox.com/s/f797f1yga0smxqk/GM%27s%20statement%20on%20General%20Prabowo.wav
Posted by Wijaya Herlambang on 15 Mei 2014
Jumat, 28 Maret 2014
Kata Umum X Kata Khusus
Tidak banyak penulis yang “tajam” di dalam memerikan sesuatu hal. Belum saya temukan jawaban apa kiranya penyebab lebih mudah kita temukan kata-kata yang bersifat umum daripada khusus, spesifik.
Selasa, 07 Januari 2014
Surat untuk Pak Denny J.A.
Selamat pagi, Pak Denny.... Semoga kebaikan dan kesehatan baik jasmani maupun ruhani senantiasa menyertai Anda. Amin. Maaf, pembukaan dan salam saya hanya singkat, sebab saya tidak begitu pintar berbasa-basi. Tapi Insyaallah bukan berarti saya tidak baik hati, sebagaimana Anda juga. Lagi-lagi amin...
Jumat, 03 Januari 2014
Kelas Menengah Sadar Diri
Saya kok muak ya dengan kelas menengah yang sadar dirinya tidak ngehek sehingga waktunya dihabiskan untuk nyinyir terhadap kelas menengah yang mereka anggap ngehek? Apa hanya dengan itu ya cara mereka membedakan diri? (Roy Thaniago)
Langganan:
Postingan (Atom)