Kamis, 26 Februari 2015

Sistem Perekonomian Pancasila dan Ideologi Ilmu Sosial di Indonesia

Ketika gagasan Ekonomi Pancasila menjadi polemik pada 1981, puluhan sarjana kita, termasuk sejumlah Indonesianis, turut terlibat membahas gagasan tersebut, yang menandai bahwa gagasan itu punya gaung intelektual yang besar. Salah satu pembahasan dan tanggapan yang paling serius muncul, misalnya, dari Arief Budiman. Ia bukan hanya terlibat berpolemik di halaman Kompas dan Prisma, namun juga menulis sebuah buku tanggapan atas gagasan Ekonomi Pancasila. Sebelumnya Arief selalu mengemukakan skeptisismenya pada tradisi ilmu sosial di Indonesia, yang disebutnya sebagai tak akan mungkin bisa menyumbangkan teori baru.

Kenapa Ramai?

Majalah TEMPO No. 22/XI, 1 Agustus 1981, mengangkat laporan utama mengenai polemik Ekonomi Pancasila. Di halaman pertama laporan tersebut, TEMPO memajang foto Profesor Mubyarto sedang duduk bersila di atas dipan. Mengapa ramai? Mengapa jadi polemik? Kenapa polemik ramai itu lalu berubah jadi kempes kembali? #mencarijejak