Selasa, 20 Oktober 2015

Polusi di Palangkaraya

KARENA Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah mengonfirmasi bahwa tingkat polusi di Palangkaraya (Kalimantan Tengah) mencapai 3.000 ugram/m3 (ambang normal hanya 150 ugram/m3), maka saya teruskan visual (foto 2) dari salah satu sumber di BMKG yang hari ini menghentikan publikasinya sejak jam 07.00 WIB pagi (tanpa penjelasan kepada publik).

Tantangan Petani

Poster ini adalah tantangan para petani di Rembang kepada para pakar dan geolog, pemegang saham, eksekutif PT Semen Indonesia, dan para pejabat dan politisi, juga hakim PTUN dan para bankir alias kreditur, untuk membuktikan apakah dokumen AMDAL itu benar-benar valid.

1.300 Persen

Foto ini kami ambil pukul 17.00 WIB di Bundaran Besar, Palangkaraya, ibukota Kalimantan Tengah.

Wayang Golek Jokowi dan Prabowo

Bersama wayang golek Jokowi dan Prabowo. Sayang, muka Jokowi tak begitu mirip.
(Tarli Nugroho)

Ekspedisi Sesak Nafas

Foto-foto ini dijepret sekitar pukul 15.00 WIB setelah perbatasan Kabupaten Pulang Pisau dan Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Kilometer di sepeda motor sudah 13.200 sejak berjalan 1 Januari lalu.

Ongkos Lingkungan

Apakah pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan dari pembukaan lahan (terutama monokultur kelapa sawit) sepadan dengan semua ongkos yang dibayar masyarakat Kalimantan hari ini?

Lentera


UKSW dan Lentera makin top, berkat promosi dari pihak kepolisian setempat.
Dikirim oleh Ariel Heryanto pada 20 Oktober 2015

Daru Purnomo

Sebagai pejabat Dekan Fiskom UKSW, Daru Purnomo mengaku punya wewenang melarang peredaran LENTERA, dan menyalahkan redaksi LENTERA yang tidak terlebih dahulu berkonsultasi dengannya sebagai Dekan.

Yang Ketu7uh

Genap setahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, WatchdoC Documentary Maker mempersembahkan dokumenter YANG KETU7UH.

Asap Palangkaraya

Suparta Arz berkomentar: "Selain Kalimantan dan Sumatra, asap juga sudah merambah Sulawesi dan Papua, kita doakan saja semua daerah itu lekas merdeka."

Kliping

Lima belas surat kabar tiap hari. Puluhan majalah berita dan berkala tematik tiap pekan. Tapi tak satupun yang dikliping oleh orang-orang di sekretariat kecuali berita terkait atasan.

Santri

Bila istilah "Hari Santri" terdengar identitarian dan komunitarian, istilah "Hari Nyantri" mungkin lebih sugestif dan persuasif. Yang terakhir ini lebih mampu mengajak orang-orang untuk mengenal lebih akrab dunia pesantren beserta seluk-beluknya, juga pranata-pranata kulturalnya (kiai, kitab kuning, santri, madrasah, dll.) dan pertautan pesantren dengan sejarah negeri. Tanpa menggurui, tanpa digurui. Siapapun akan dapat "nyantri", tanpa harus menjadi "santri".

Kritik yang Membangun

Sejak Jokowi dilantik sebagai presiden, beberapa orang lantas kembali mengenalkan istilah “kritik yang membangun". Istilah yang dimaksudkan agar seseorang tidak hanya bisa mengkritik melainkan juga memberikan solusi atau jalan keluar. Mengkritik tapi tidak dengan sentimen apalagi kemudian merusak. Problemnya: adakah kritik yang membangun?

Izin Freeport

Nasib perpanjangan izin Freeport akan berpengaruh terhadap nasib rezim ini. Itulah kado pahit dari setahun pemerintahan Jokowi.
(Tarli Nugroho)