Sabtu, 28 Februari 2015

UPS

Di luar soal perang opini mengenai APBD antara Gubernur dan DPRD DKI, saya tertarik pada cara kita mengomentari masalah UPS. Banyak dari kita, termasuk saya, tahunya UPS itu cuma yang sekelas untuk PC di rumah atau di kantor. Padahal, ternyata ada UPS yang kapasitasnya bersatuan kilowatt dan harganya memang miliaran, yang biasa digunakan oleh rumah sakit atau instansi-instansi vital. Akhirnya jadi lucu baca komentar-komentar tergesa di timeline soal UPS ini, yang sekadar berdasar pengetahuan yang tidak lengkap. Komentar-komentar itu persis sama dengan sewaktu kita ramai membahas tank Leopard dulu: wah, jembatan-jembatan kita bisa roboh kalau dilewati tank bongsor tersebut. Padahal...

Transparansi Anggaran

Ulasan Elisa Sutanudjaja tentang perlunya transparansi anggaran, dan bagaimana langkah-langkah yang musti diambil pemerintah. Tulisan yang padu dan bernas. Tapi problemnya bukanlah sekedar mengalamatkan kritik dan tuntutan tsb kepada pemerintah --apalagi seperti banyak warga dunia maya seolah mau menjadi juru selamat Ahok-- namun bagaimana caranya agar transparansi anggaran tsb menjadi tuntutan partisipatoris warga Jakarta?.... Sejarah mengajarkan pada kita kunci jawabannya adalah pengorganisasian dan pendidikan dari, bagi dan oleh warga. Ayo! (Harry Wibowo)