Rabu, 04 November 2015

Sampah

"Ahok: Orang Tahunya Gubernur Jakarta Bodoh Urus Sampah".

#‎hatespeech‬

Anda yang mengira pasal-pasal karet UU ITE atau aturan anti ‪#‎hatespeech‬ lainnya akan menjerat posting-posting SARA, atau melindungi patron politik Anda dari hujatan, think again.

Jurnalis Mancanegara

Neil Bonner dan Ribka Prosser dijatuhi hukuman dua bulan dan 15 hari penjara, persis dengan masa kurungan mereka di penjara Batam selama ini dan bisa bebas dalam waktu dua hari. Mereka diadili dan divonis hakim karena hanya bervisa turis. Tanpa izin/visa jurnalis, kerja jurnalisme adalah kejahatan!

Kretek

Seorang bekas menteri keuangan pernah menjelaskan, persaingan bisnis dan ekonomi global memang punya logikanya sendiri yang sulit dimengerti. Dan ketika logikanya dipahami, yang muncul adalah kengerian-kengerian yang bisa membunuh ekonomi sebuah negara sebab yang terlibat merontokkannya ternyata adalah juga orang-orang tertentu di negara yang ekonominya sedang dirontokkan. Kelompok anti-tembakau, tentu boleh saja berkampanye setiap saat dan itu sah-sah saja, tapi mestinya mereka juga paham, kampanye yang mereka suarakan adalah bagian dari persaingan bisnis dan ekonomi dunia. (Rusdi Mathari)

Kalkulator Sampah Tuan Guru: Catatan untuk Ahok

Jakarta sedang berseteru dengan Bekasi dan Bogor terkait sampah. Gubernur Jakarta dengan enteng menyatakan akan memarkir sampah sementara di Monas, seratus meter dari Istana Negara. Tapi sampah di Jakarta selama dua hari saja, sudah setara candi Borobudur.

Ujaran Kebencian

Banyak orang mengira bahwa aturan yang akan menindak kaum ujaran kebencian (hate speech), akan mengancam para 'haters' Pak Jokowi. Saya kira itu keliru. Saya yakin jika aturan tersebut dilaksanakan dengan adil, maka para pembenci Pak Fadli Zon dan Pak Fahri Hamzah yang akan kena godam duluan.

Fasis Populer

Zaman Orde Baru: Jadi fasis dulu, baru populer.

Sarapan Pagi Penuh Dusta

Mengapa sebuah buku cerita perlu diterbitkan kembali? Nostalgia.

Oknum di Media

Pagi ini saya baca berita tentang seorang anggota TNI yang menembak mati pengendara motor di Cibinong. Persoalannya sepele, serempetan kendaraan. Arogansi anggota militer macam ini tentu saja memuakkan. Ia memposisikan dirinya di atas hukum dan merasa bisa mencabut nyawa orang sesukanya sendiri.

Tanda Tangan

Semalam, menjelang pukul 11 malam, saya datang ke Angkringan Mojok. Dan mendapati pemandangan ini: seorang penulis muda tertidur, sementara puluhan buku barunya ada di atas meja, dan 150 eksemplar lain, masih tertata rapi di dalam kardus.