Tampilkan postingan dengan label Eko Endarmoko. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Eko Endarmoko. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 Desember 2015

Makna

Karena makna adalah kenyataan yang terdistorsi kekerdilan otak kita, kemajuan terbesar pengetahuan datang bukan dari hal-hal yang sepenuhnya baru, melainkan dari penyingkiran distorsi-distorsi yang menghalangi pikiran kita melihat hal-hal lama dengan cara dan makna baru. Itulah sebab para bijak sejak zaman dahulu bersiteguh bahwa yang terpenting di dalam proses pemikiran dan pencarian ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan adalah pertanyaan yang tepat. (Eko Endarmoko)

Jumat, 04 Desember 2015

Nur Sutan Iskandar

Kita ingat, Nur Sutan Iskandar dari zaman Balai Pustaka menulis banyak sekali novel. Satu di antaranya punya judul sangat profetis, sebab kini menjadi kenyataan: "Salah Pilih". (Eko Endarmoko)

Rabu, 18 Februari 2015

Penggal

Semua berita tentang ISIS yang kita baca hampir selalu mengandung kata penggal. Informasi bengis dalam kata "penggal" ini mengantarkan asosiasi mengerikan, kepala manusia yang terpisah dari tubuhnya akibat dipenggal dengan senjata tajam sekali tebas. Tapi, gambar atau video aksi brutal ISIS itu menunjukkan pelaku memegang belati, yang mustahil dapat memotong dengan sekali tebas. (Eko Endarmoko)

Minggu, 28 Desember 2014

Cermin Tertawa

Buruk muka cermin tertawa. Muka tertawa cermin cemberut. (Eko Endarmoko)

Jumat, 26 Desember 2014

Kental dan Encer

Ada sahabat kental, tapi ke mana sahabat encer? (Eko Endarmoko)

Selasa, 09 Desember 2014

Basa-Basi

Basa-basi menyebalkan barangkali kerna ia tak pernah basi. Bahasa-bahasi tak pernah basi karena ia sangat penting dalam masyarakat pemuja sopan-santun. Masyarakat pemuja sopan-santun adalah masyarakat sahaya.

Kamis, 04 Desember 2014

Sebab Bahasa bukan Matematika

Sebab bahasa bukan matematika, lawan makna "membangun" pasti bukan "menidur". (Eko Endarmoko)

Jumat, 14 November 2014

Akrobatik Makna

Kata "memesona" bersaudara kandung dengan "memukau". Keduanya memendam daya yang menyebabkan orang senang, jatuh cinta, takjub, tergila-gila. Sekarang dua kata ini, bagi saya, pertama-tama mengantarkan makna itu tanpa lupa bahwa pada satu kurun di masa lalu pengertian-pengertian begitu adalah makna yang ditambahkan kemudian. Artinya, bukanlah arti yang pertama. Paradigma makna lama inilah yang kita lihat masih menempel pada pemerian oleh kamus bahasa Indonesia:

Jumat, 28 Maret 2014

Kata Umum X Kata Khusus

Tidak banyak penulis yang “tajam” di dalam memerikan sesuatu hal. Belum saya temukan jawaban apa kiranya penyebab lebih mudah kita temukan kata-kata yang bersifat umum daripada khusus, spesifik.