Rabu, 25 November 2015

islamtoleran.com

Yang mengunggah video putri SN ini nggak menghormati privacy orang lain. Kalaupun SN melakukan 'moral hazard' dalam posisi dan kapasitasnya sebagai anggota/Ketua DPR, apa hubungannya dengan kelakuan putrinya? Demokrasi macam apa yang mau dikembangkan jika khalayak gemar sekali menghakimi seseorang dan memberi penghukuman moral/sosial secara berantai kolektif? Sama sekali tidak proposional.

Teknologi

Meski sudah menggunakannya selama setahun dua-tahun terakhir, saya kadang tetap merasa takjub pada teknologi cloud, seperti google drive, dropbox, icloud, dan onedrive.

Ketokohan

Menyimak presentasi Esha Tegar Putra tentang Ketokohan dalam Kritik Sastra Indonesia, ada selipan cerita tentang surat Gus Mus (KH A Mustofa Bisri) kepada HB Jassin, menyusul polemik puitisasi Al-Qur'an oleh Jassin. Dalam surat itu tergambar kewibawaan Jassin, sampai ada kesan Gus Mus, yang saat itu baru memulai karier kepenyairan beliau, "menghiba" (demikian kesan Esha) kepada Jassin.

Mohammad Farid

Mohammad Farid (07.10.56 - 28.02.15): guru, sahabat, murid bersama.

Mahasiswa

Mari kita tengok kantong-kantong kreatif untuk penciptaan segala sesuatu yang berhubungan dengan internet di Indonesia, adakah yang muncul dari organisasi-organisasi mahasiswa tradisional? Mengingat kader dan simpatisan mereka yang lintas disiplin, tentu mudah saja untuk bergerak di sana, asal ada kemauan dan kemampuan organisasional. Tapi sayangnya tidak. Pembangunan startup, minim. Pembuatan aplikasi, nyaris nihil.

Mata Najwa

Mata Najwa malam ini akan menampilkan sejumlah pejabat termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla. Mereka akan membaca puisi untuk tema "Berjabat Tangan dengan Rakyat".

Deco Stop

Salah satu bahaya menyelam adalah deco (decompression): munculnya gelembung gas nitrogen dlm tubuh. Gelembung membesar ketika kita naik ke permukaan, begitu besar shg menekan syaraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan atau bahkan maut. Itu sebabnya, sebelum naik ke atas permukaan, di kedalaman 3 meter, kita perlu berhenti sementara waktu (3-5 menit) utk memberi waktu gelembung gas hilang, mengurangi risiko decompression.

Buying Time

Pada 10 Juni 2015 lalu, PT Freeport Indonesia menyatakan persetujuan untuk mengubah pola hubungan kerja dari Kontrak Karya menjadi Ijin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), sesuai ketentuan UU No. 4/2009.

Tidur

Bagi anak sebayanya, Kali memang tergolong susah tidur malam. Ini faktor keturunan kayaknya. Bapak saya juga sudah tidur malam. Saya juga. Hanya beda saja aktivitasnya. Kalau Bapak, waktunya dipakai untuk baca Alquran dan zikir. Kalau saya ya tak pakai fesbukan atau ngopi-ngopi sama teman-teman.

Guru

Kecuali di media sosial, saya hampir tidak pernah mengucapkan selamat hari guru kepada guru-guru saya secara langsung, tidak juga kepada bapak-ibuk yang merupakan guru SD. Saya meyakini bahwa ucapan langsung semacam itu mungkin tidak berguna dan hanya sekadar basa-basi belaka.

Ramai-ramai Soal Freeport


Habis ini #papahmintacuti, untuk menyelesaikan utang lain yang belum selesai. Maklum, papah kan nggak punya saham.
Posted by Tarli Nugroho on 24 November 2015

Royalti

Uang dari royalti buku, punya sejarah yang panjang di diri saya. Mungkin hanya kalah panjang dengan uang hasil honorarium menulis di media massa.

Jailolo

Bencana yang sedang menimpa daerah kami, Halmahera (Jailolo) masih jauh dari perhatian/pemberitaan nasional. Isu politik sepertinya lebih dominan dari pada kemanusiaan.

Pilsapat

Sebagian orang yakin bahwa setiap manusia dilahirkan unyu, sampai orangtua dan lingkungan sekitar mengubahnya menjadi tidak unyu lagi. Sebaliknya, lebih banyak pihak yang meyakini bahwa manusia secara alamiah saling memakan. Jangankan lawan, kawan pun bisa dimakan. Perkara ini sampai sekarang masih jadi perdebatan tak kunjung henti, karena belum ditemukan mana yang lebih benar atau mendekati benar. Keyakinan pertama bukan hanya berisi keyakinan, melainkan juga diisi dengan perjuangan (untuk mewujudkan), sementara keyakinan kedua dipandang agak miring tapi seringkali terbukti lebih tepat menggambarkan apa yang terjadi di berbagai belahan bumi ini. Sebab manusia tak ubahnya binatang yang punya insting mempertahankan diri, dan pada gilirannya setiap manusia akan mendahulukan kepentingan dirinya sendiri di atas kepentingan orang lain atau apapun yang dianggap ideal (bahkan tukang bom bunuh diri, yang katanya memperjuangan sesuatu itu, punya mimpi dapat hadiah puluhan bidadari di surga). Dan Tragedi Paris, sekali lagi membuktikan kedigdayaan teori kedua, bahwa setiap manusia pada dasarnya taek semua. Gak ada unyu-unyunya lagi. Baiklah, agar lebih fokus, obrolan ini akan kita mulai dari sini, dari negeri ini, bukan di Perancis yang jauh. Mari tamasya sejenak menyinggahi lagi satu per satu status-status yang diposting beberapa hari setelah penyerangan di Paris terjadi. Di sana-sini kita bisa melihat perdebatan sangat penting soal profil picture, tentu setiap pernyataan atau aksi mewakili kepentingan masing-masing pendebat: ada yang kepentingannya pokoknya-si-anu-salah, ada yang caper (salah satunya saya), ada yang mendesakkan indoktrinasi, ada yang jualan, macam-macam. Oh, tentu saja ada manusia-manusia lembut hatinya yang melakukan apa saja karena didorong keinginan melakukan kebaikan-kebaikan, baik kecil maupun besar, dengan atau tanpa pamrih. Tapi jelas bahwa jumlah mereka yang berpamrih jauh lebih banyak. Sekarang mari kita vakansi ke negeri-negeri yang jauh. Coba sebutkan satu saja reaksi--yang banyak diberitakan--atas tragedi Paris yang tanpa pamrih. Reaksi Rusia, Amerika, atau Turki, tentu saja berdasarkan, kalo kata naq HI, national interests. Deklarasi rang-orang Islam pada umumnya dan Islam Eropa pada khususnya bahwa terorisme tak punya agama, kamu pikir untuk perdamaian dunia? Iya, sih, bisa jadi, tapi itu kan kepentingan ke sekian, yang nomorsatu ya kepentingan diri sendiri: biar ke mana-mana nggak ditatap curiga. Begitulah manusia yang chubanget, termasuk saya yang kok bisa-bisanya mikir gini. Saya bisa mikir ke mana-mana yang sudah jauh dari pemikiran tentang korban, saya bisa bereaksi aneh-aneh yang udah gak ada hubungannya sama tragedi yang terjadi, saya bisa ngapa-ngapain aja sesuai kepentingan saya setelah ada orang mati, saya bahkan bisa tertawa di atas tangisan orang-orang. Semuanya lucu sampai tragedi itu menimpa orang-orang yang saya sayangi. Semuanya adalah bahan tertawaan sampai giliran saya yang jadi korban. Perdamaian dunia, eh, Kongres HMI apa kabar? (Arlian Buana)