Jumat, 02 Oktober 2015

Latah

Pria tua itu bernama Pak Sukis. Aku menjumpainya di kantin sebuah instansi pemerintah di sebuah kabupaten di Jawa Timur pada suatu siang yang terik, lima hari silam. Pak Sukis dianggap lucu oleh para pegawai yang nongkrong di kantin itu sebab dia latah atau pura-pura latah. Setiap kali seseorang berseru dengan keras atau menepukkan telapak tangan dengan keras, maka Pak Sukis akan menyerukan sebuah kata: turuk. Itu adalah istilah dalam bahasa Jawa untuk menyebut pukas, kelamin perempuan.

Pada Adlun Kita Malu

Mari kita ganti posisi Adlun Fiqri dengan seorang jurnalis yang bekerja untuk sebuah stasiun TV atau media online. Atau seorang fotografer koran dan majalah.

LSE dan Ide Itu

Dulu Sumitro Djojohadikusumo menyebut FE-UI sebagai "Jakarta School of Economics (JSE)". Sebagai pentolan Partai Sosialis Indonesia (PSI), dia memang sangat terobsesi oleh London School of Economics (LSE), yang didirikan oleh Fabian Society, sebuah perkumpulan kaum sosialis di Inggris. Itu sebabnya dulu Sumitro menginginkan agar para muridnya, yaitu ekonom generasi Widjojo Nitisastro dan kawan-kawan, untuk belajar ke LSE. Sayangnya, sejarah mengalir tak sebagaimana yang dikehendakinya.

Kue Investasi

Indonesia berlomba dg negara berkembang (emerging markets) spt Vietnam, Srilanka dan Nigeria utk memikat investasi yg kuenya makin kecil. Investasi ke emerging markets, menurut The Institute of International Finance pekan ini, terpangkas separo dari tahun lalu, jatuh di bawah tingkat investasi pd Krisis 2008. Paket deregulasi adalah menggelar karpet merah buat investor. Dlm perlombaan kian ketat, dg kue makin kecil, standar2 perlindungan lingkungan dan manusia akan cenderung dikorbankan. Jika tak waspada, kerusakan alam kian parah, konflik sosial kian berdarah. How low can you go? (Farid Gaban)

Produk Gagal

Laki-laki muda itu dihardik bapaknya tadi malam di depanku ketika aku makan di warung mereka. Dia tertunduk. Mukanya memerah.

Komunis

Banyak ketakutan akan kebangkitan “komunisme”. Pengaruh ideologi dominan membuat orang tak sadar bahwa dalam keseharian kita terlibat sedikit banyak dengan aspek-aspek yang “komunistis”. Bahasa sehari-hari—juga bahasa ilmiah—tersentuh sedikit banyak dengan aspek-aspek ini. Cek saja berapa kosakata yang memakai awalan “Komun…” di depannya: “komunikasi”, “komunitas”, “komunal”, “komunikatif”, “komunikator”, “komuni”,….

#SaveAdlun

Kami sedang menerbangkan drone Ekspedisi Indonesia Biru di pulau Ternate. Puluhan anak mengerubung, menonton. Di seberang jalan, puluhan buku dihampar di trotoar dengan sebuah papan bertuliskan "Perpustakaan Jalanan".

Soto Buntut

Sebelum kami berpisah, sebagaimana biasa, aku dan Don Setyo makan dulu di soto buntut langganan kami di dekat bandara Juanda.