Senin, 12 Oktober 2015

Venesia Kecil

Desa Pulau Tiga, Natuna, Kepulauan Riau. Rumah kayu di atas air. Foto-Foto oleh Farid Gaban

Wajib Militer

Wajib militer hanya masuk akal ketika negara tidak menggaji sekumpulan orang berseragam dan mempersenjatai mereka dengan uang pajak rakyat. Kalau sudah dipajaki yang sebagiannya dipakai menggaji militer, terus harus ikut wajib militer juga, itu namanya TERLALU, Cyuk. (Maulida Sri Handayani)

Bela Negara

Kalian orang-orang sipil pemalas, harus ikut para patriot bangsa ini dalam membela negara. Sebagaimana sudah mereka tunjukkan saat membela tambang, pabrik, properti, atau perkebunan.

Tujuh Hama Masyarakat

Selama berjalan hampir 10 bulan dan singgah di daerah-daerah yang masyarakatnya mengalami konflik ekonomi dan sumber daya alam, izinkan saya menarik kesimpulan sementara bahwa ada 7 kalangan yang punya andil atau bahkan menjadi sumber masalah.

Kuliah Mahuzes

Nonton bareng "The Mahuzes" di kelas Hukum Agraria, Fakultas Hukum, Universitas Mulawarman, Samarinda (Kaltim).

Pajak

Pajak sebenarnya bukanlah instrumen pendapatan pemerintah, melainkan instrumen untuk memberikan insentif dan disinsentif, sehingga lebih banyak lagi angsa yang bertelur. Intensifikasi pajak, apalagi di saat krisis, itu tak bedanya dengan memotong angsa. Kita kehilangan mesin petelur, dan di saat yang bersamaan daging yang diperoleh juga tak seberapa jumlahnya. *kuliah siang* (Tarli Nugroho)

Istana Topkapi

Kawasan pribadi sultan di Istana Topkapi ini hanya sebagian saja dari keseluruhan istana seluas 60an hektar. Istana Topkapi adalah kediaman resmi para sultan di dinasti Utsmani, hingga pertengahan abad ke-19.

Kontrak Freeport

Anomali itu terjadi di lantai bursa New York, Kamis lalu. Beberapa saat setelah Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. mengumumkan telah mendapat kepastian jaminan dari pemerintah Indonesia yang akan memperpanjang kontrak pertambangan Grasberg setelah berakhir pada 2021; saham perusahaan itu justru turun setengah persen menjadi US$ 12,94. “The Street” salah satu media keuangan terkemuka di New York, pada hari itu bahkan merekomendasikan kepada para investor untuk melepas saham Freeport karena beberapa alasan. Antara lain karena laba bersih perusahaan yang dinilai memburuk, risiko utang, rasio laba bersih dan aset [ROE] yang mengecewakan, dan arus kas perusahaan yang lemah. Pada hari yang sama muncul keadaan yang lebih menggembirakan di pasar keuangan Jakarta: rupiah mulai menguat terhadap dolar, yang menyebabkan kelas menengah pendukung Presiden Jokowi bersorak ditambah bumbu-bumbu omong kosong.

Surat Tjinta

Seputjuk surat tjinta berkop Fraksi Masjumi. Ja, tjinta jang dalam itu seperti dedaunan gugur. Ia tak membuat pohon tjinta djatuh meranggas, melainkan akan tumbuh semakin subur.

Menjadi Penulis

"Bagi yang ingin memilih menjadi penulis, seperti pesan Pamuk, keberanian tidak cukup, tetapi ia harus terlunta-lunta dalam kesunyian. Dan Pamuk menemukan kebagiaan saat-saat seperti itu, saat di mana ia menciptakan dunia lewat kata-kata yang ditulisnya. Karena baginya, menulis adalah balas dendam bagi kehidupan yang tidak pernah terjadi!"

Lubang-lubang Maut

Ini bukan Danau Kelimutu di Flores (NTT). Ini lubang bekas tambang batu bara di Samarinda, Kalimantan Timur. Pemerintah setempat mengklaim saat ini hanya tinggal 79 dari 150 lubang pada 2011.

Mati

Setidaknya aku harus menunggu sore hari untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan telepon itu. Selain badan terasa lungkrah, aku ingin mengistirahatkan penatnya pikiran.

Keracunan

Beberapa dari kami memanggilnya Nil-12. Julukan yang merujuk kepada kuda nil hewan favoritnya dan ukuran pelirnya yang [menurut pengakuannya] panjangnya 12 senti. Perawakannya pendek, cokelat tua kulitnya, dengan tangan, kaki dan pantat penuh otot. Rambutnya lurus tapi agak tipis dan nyaris botak di bagian depan. Usianya baru 30 tahun, dan baru beberapa bulan yang lewat, Nil-12 bercerai dengan istrinya.

Kekuatan Lain Orde Baru, Hingga Kini

Peringatan 50 tahun terorisme Negara Orde Baru belum lama ini telah disambut dengan berbagai ulasan, analisa dan kutukan, terutama atas pembantaian besar-besar dalam setengah tahun pertama sejak 1 Oktober 1965. Terorisme ini berlangsung terus selama tiga dekade kekuasaan Orde Baru, dan warisannya masih belum padam hingga hari ini.