Selasa, 27 Januari 2015

Panggung

"Yang terburuk dari adegan-adegan di panggung adalah orang menjadi begitu terbiasa dengan kebohongan sehingga mereka terbiasa melontarkan kekaguman dan bertepuk tangan." (Multatuli)

Senin, 26 Januari 2015

Tua vs Muda

Hari ini Koran Tempo kembali mengangkat isu soal dikotomi pemimpin tua dan muda sebagai salah satu beritanya. Itu isu yang sejak lama kehilangan relevansi dan urgensi. Bukankah kita sudah banyak belajar: hanya karena seseorang adalah orang baru, bukan berarti ia adalah pembaharu! Kepemimpinan adalah soal konsep dan integritas, bukan soal umur, atau soal baru dan lama. Kita sering kehilangan poin di soal penting ini. ‪#‎IndonesiaBelajar‬ (Tarli Nugroho)

Partai

Adalah ilusi jika mau memisahkan sama sekali Presiden Joko Widodo dari PDI Perjuangan dan rekan koalisinya. Presiden itu dicalonkan dan didukung partai. Bahkan calon independen, jika dibolehkan, juga belum tentu benar-benar independen (dari pemodal dan pemandu sorak). Memperbaiki marwah kepresidenan adalah memperbaiki martabat partai dan sistem kepartaian. Memperkuat partisipasi dan mutu representasi warga negara dalam setiap pengambilan keputusan urusan publik (public policy). (Farid Gaban)

Minggu, 25 Januari 2015

Waduk

Hanya Presiden Jokowi yg bisa. Tujuh presiden sebelumnya tak mampu menuntaskan pembangunan Waduk Jatigede (Jawa Barat) yg dirancang pada 1963. Waduk itu, kedua terbesar di Indonesia, akan mulai beroperasi 2015 ini.

Bukan Haiku

Presiden nggak mikir. Rakyat nggak jelas. (Tarli Nugroho)

Pemberani

Presiden Jokowi itu pemberani dan tegas. Coba lihat jawaban beliau ketika marak protes kenaikan harga BBM tempo hari yg dinilai akan merontokkan popularitasnya. "Saya bekerja bukan untuk popularitas!" Kalau soal energi yg mempengaruhi hajat hidup orang banyak saja berani tak populer, apalagi kok cuma urusan Kapolri. (Farid Gaban)

Tentang Kompetensi

Sejak lama saya berpandangan bahwa syarat utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kompetensi. Kita memiliki banyak instrumen, mulai dari hukum hingga moral, dari yang abstrak hingga yang material, dan juga banyak lembaga, mulai dari lembaga negara hingga masyarakat sipil, untuk mengontrol dan mengatasi berbagai pelanggaran yang mungkin bisa dilakukan oleh seorang pemimpin. Tapi kita tak punya instrumen apapun untuk mengatasi seorang pemimpin yang tidak kompeten. ‪#‎IndonesiaBelajar‬ (Tarli Nugroho)

Sabtu, 24 Januari 2015

Teroris

Pencet tombol di Amerika, maut di belahan dunia lain. Drone Amerika membunuh ribuan warga sipil Afghanistan, Yaman, Irak, Pakistan. (Farid Gaban)

Deja Vu

Ngebaca komentar Pak Hendropriyono soal kisruh politik mutakhir ogut merasa dilempar kembali ke zaman Orde Baru: (1) "Ini jelas merupakan bukti dia (Presiden Jokowi) gagah berani melawan arus opini publik, yang dimotori oleh para elite LSM-LSM liberal." (2) "Para demagog, pengamat, demonstran bayaran dan lain-lain yang menebar kebencian, permusuhan, selalu menyalahkan tanpa punya jalan keluar yang sejatinya hanya anti kemapanan, harus dijebloskan ke penjara!" (Farid Gaban)

Integritas

saya bangga dengan integritas Bambang Widjojanto, dia teladan seorang penegak hukum: menghindari conflict of interest, menghindari komplikasi politik. Integritas itu yang tidak dimiliki Abraham Samad sejak percaloan cawapres Jokowi tahun lalu dan kini dia malah mengundang tentara agar bersiap siaga menjaga KPK! (Harry Wibowo)