Senin, 26 Oktober 2015

QOM

Menjadi Syiah itu bukan kejahatan dan bukan aib. Tapi, mengkategorikan saya sebagai Syiah, apalagi "Alumni Qom" (Iran), adalah jelas keliru, jika bukan ngawur sengawur-ngawurnya. Saya belum pernah ke Iran. (Farid Gaban)

Minggu, 25 Oktober 2015

Pers Mahasiswa Melawan Komersialisasi Pendidikan

Pemberedelan pers mahasiswa Lentera di Salatiga menyisakan banyak hal yang menarik untuk didiskusikan. Pertama tentang isu 1965 yang diangkat oleh Lentera. Kedua, tentang eksistensi pers mahasiswa itu sendiri. Ada banyak pemberedelan dan aksi kekerasan terhadap pers mahasiswa, terutama pasca 1998. Namun baru kali ini pemberedelan memicu respon yang demikian masif– setidaknya di media sosial.Terasa ironis memang jika melihat pers mahasiswa diperhatikan justru ketika ia diberedel. Sementara di hari-hari “normal”, kehadirannya hidup segan mati tak mau.

Subsidi

Semua biaya yang dikeluarkan negara dan masyarakat akibat kabut asap adalah SUBSIDI pada industri perkebunan monokultur di Sumatra dan Kalimantan. (Dandhy Dwi Laksono)

Investasi

Salah satu contoh bagaimana sebagian masyarakat Indonesia memandang peran Negara dan investasi yang kerap dianggap "dewa penolong" dan solusi.

Truk Sawit

"Besok pagi kita akan minum kopi di Meulaboh, atau aku akan gugur" (Teuku Umar, Februari 1899)

Tembus

Bagian Nusantara yang paling menggentarkan adalah jalur darat trans Kalimantan dari Samarinda-Pontianak sepanjang total 2.025 km (setara Jakarta-Surabaya, balik lagi Jakarta-Solo).

Urban Bias

Kehidupan masyarakat adat Tobelo Dalam (Halmahera Utara) yang memiliki padi yang tumbuh di aliran sungai, sebagai indikator kualitas panen.

Suara Pemilih

Saya selalu menyukai silogisme Amartya Sen ini: demokrasi memang tidak memproduksi makanan, tapi tak ada satupun rezim demokratis yang ingin kehilangan suaranya dalam pemilu hanya karena gagal menyediakan pangan untuk warganya. Itu sebabnya, demikian Sen, hanya ada sedikit sekali kasus kelaparan di negara-negara demokratis. Sen menuliskan itu dalam bukunya, "Poverty and Famines" (1981).

Sabtu, 24 Oktober 2015

Bencana Nasional

Tahukah kamu alasan kenapa pemerintah tetap ngotot enggan menjadikan kebakaran hutan sebagai bencana nasional? Karena pemerintah jelas tersinggung. Yang pantas disebut sebagai bencana nasional saat ini seharusnya adalah mereka, dan bukannya kebakaran hutan. (Tarli Nugroho)

Mimpi Lumbung Jadi Buntung

Tahun 1984, Indonesia mencapai swasembada beras pertama sejak 1960. Maka pada 22 Juli 1986, Presiden Soeharto menerima penghargaan "From Rice to Self Sufficiency" dari Badan Pangan PBB (FAO).