Masalah yang kita hadapi sejak Reformasi memang adalah kepala negara dan kepala pemerintahan yang tidak kompeten, terutama dalam mengambil tanggung jawab untuk memandu kita keluar dari krisis hukum dan konstitusi. Jangan lupa, pangkal dari politik hukum adalah presiden, dan isu krisis konstitusi bukanlah bualan omong kosong. (Tarli Nugroho)
Apakah ruang sosial/publik berarti ruang yang digunakan untuk tujuan-tujuan sosial/publik, atau sekadar ruang yang diisi oleh anggota masyarakat yang disebut khalayak?
Selasa, 17 Februari 2015
Senin, 16 Februari 2015
Inkompetensi
Inkompetensi seorang pemimpin telah membuat kita terjebak pada konflik antar-lembaga penegak hukum dan komplikasi yang serius dalam interpretasi hukum.
Tantangan Umat Beragama
Tantangan umat beragama ke depan sepertinya bukan saja membangun dialog antar- dan intra-agama, tapi juga membangun dialog dengan berbagai bentuk ketidakberagamaan ("irreligiousities") dan ketidakberimanan ("unbeliefs") kontemporer. Seperti dengan ateis fundamentalis yang membunuh tiga mahasiswa Muslim Amerika itu.
Jumat, 13 Februari 2015
Alex Komang
Tiga tahun lalu Alex Komang datang ke Wonosobo utk menyemangati komunitas pembuat film di kota kecil kami. Beberapa kali kemudian obrolan kami di warung kopinya di Duren Tiga, Jakarta Selatan, selalu mengasyikkan. Kabar mendadak, malam ini dia meninggal dunia. Rest in peace, Selamat Jalan, Mas Alex. (Farid Gaban)
Menambang Akik
Beginilah sulitnya menambang batu akik/intan di Martapura, Kalimantan Selatan. Buruh perempuan masuk terowongan sempit bawah tanah, dengan pasokan oksigen dari kompresor tambl ban. "Panas, sakit kepala dan sesak nafas di dalam sana," kata Khosiah, berupah Rp 20 ribu/hari utk menjudikan nyawanya.
Spiral Kekerasan
Kekerasan bisa dimulai dengan memainkan perasaan diri menjadi korban. "Playing the victim game". Merasa diri menjadi korban, kita merasa memiliki alasan moral utk membalas, menghukum dan jika perlu membunuh. Dari sinilah kekerasan bermula dan potensial menjadi besar. Semakin besar. Hati-hati dengan klaim "Ahmadiyah atau Syiah menista kita kaum Muslim." Padahal yg terjadi cuma perbedaan interpretasi terhadap Islam. Orang bisa menipu diri menjadi korban hanya untuk memuaskan hasrat kekerasan terhadap kelompok lain. (Farid Gaban)
Rabu, 11 Februari 2015
Bukan Nasionalisme
Gak ada banjir di Singapura. Kotanya bersih. Transportasi publiknya bagus dan keren. Tidak ada debat berkepanjangan KPK-Polri. Tapi, kok, saya merasa lebih suka hidup di Indonesia, ya... Semua yg serba tertib dan predictable itu pasti menjemukan. Indonesia itu mengasyikkan mungkin justru karena kekonyolan, unpredictability dan ketidaksempurnaannya. #ah (Farid Gaban)
Sepur Kluthuk
Menemukan video jadul, zaman Belanda, yg merekam perjalanan kereta api tenaga uap dari Wonosobo (770 m dpl) ke Purwokerto. Jalur itu sudah mati sekarang; tapi saya pernah naik ketika SMP. Satu-satunya penjelasan kenapa Belanda dulu membangun jalur sepur itu adalah potensi pertanian, perkebunan dan kehutanan Wonosobo (yg sekarang harus dibangkitkan lagi). (Farid Gaban)
Penggembira
Seorang mahasiswa Universitas Indonesia pekan lalu bercerita dia dan teman-temannya diundang untuk menjadi penggembira/penyorak dalam sebuah acara debat di TVOne. Tiap mahasiswa diberi uang saku Rp 50.000, tanpa perlu tahu apa yg diperdebatkan. Satu kelompok, 40 orang, Rp 2 juta. "Uang itu dipakai utk kas kegiatan mahasiswa," katanya. Bagaimana tarif di televisi lain? #eh (Farid Gaban)
Langganan:
Postingan (Atom)